Oleh Chris Boro Tokan
Dalam ingatan saya dahulu masih usia muda mahasiswa (antara dekade 80-90 an) melakukan penelitian sosial, budaya dan hukum dalam wilayah masyarakat adat Lamaholot, yang mencakup kepulauan Solor: Adonara - Solor - Lembata dan Pulau Flores bagian Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam penelitian itu antara lain ada tokoh masyarakat adat khususnya di pulau Adonara mengingatkan bahwa kalau indonesia menjadi makmur, maka tandanya adalah kalau orang cina sudah menjadi presiden indonesia, walaupun usia kekuasaan seumur jagung. Saat itu keadaan masyarakat indonesia adil dan maut dalam kekuasaan presiden walaupun seumur jagung itu, baru menyusul presiden berikut yang benar-benar memimpin indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Apabila ramalan demikian dirujuk kepada cermatan dalam observasi perkembangan keadaan masyarakat bangsa Indonesia kekinian, yakni sebelum dan pasca penetapan hasil pilpres 22 juli 2004 oleh Komisi Pemilihan Umum, maka ramalan tersebut dapat membantu kerangka prediksi ke depan. Prediksi tentang output pilpres yang senyatanya pada saat pelantikan yag terjadwalkan tanggal 20 Oktober 2004 dan pasca pelantkan nanti. Sebagai suatu ramalan, tentu dalam aspek kajian futurologi yang tetap terusahakan dalam instrumen ilmiah, walaupun diujung kenyataan hasil akhir mungkin lain atau tidak sesuai prediksi.
Identitas dan eksistensi kepulauan Solor
Kepulauan Solor kekinian (Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau Lembata) di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sesungguhnya simbol Kepulauan Matahari. Simbol kepulauan yang mencakup seluruh pulau di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, di wilayah Maluku dan Sulawesi. Wilayah ini dalam pemetaan pembagian purba flora dan fauna ditempatkan sebagai wilayah Poros yang membagi ke Timur (dataran Sahul: pulau Irian/Papua dan kepulauan Aru) dan ke Barat (dataran Sunda: pulau Jawa Purba yang mencakup daratan Jawa, Kalimantan, Sumatra beserta pulau-pulau kecil disekitarnya).
Dengan demikian Dataran Poros yang menjadi Dataran Awal pembagi flora dan fauna ke Dataran Timur dan ke Dataran Barat, sesungguhnya adalah listofer (daratan baru) dari benua yang hilang (Benua Atlantis). Dataran Sahul (Timur) sesungguhnya adalah listofer dari Benua Australia, sedangkan dataran Sunda (Barat) sesungguhnya adalah listofer dari Benua Asia. Dataran Poros dengan listofernya kepulauan Matahari sebagai bagian dari benua atlantis yang hilang, karena benua itu ditabrak dari selatan oleh benu Australia. Tabrakan dari selatan itu yang menghancurkan sebagian benua itu dalam listofernya kekinian, dan daratan lainnya (India) terdorong naik menabrak dan menempel pada Benua Asia. Tabrakan/tempelan India sebagai listofer benua yang hilang (Atlantis) pada benua Asia membentuk pegunungan Himalaya, memaksa (menyebabkan) daratan baru (listofer) dari benua asia (dataran Sunda: daratan Jawa Purba) menekan/menabrak benua yang hilang dari arah utara. Terindikasikan kekinian melalui selat antara Pulau Bali dan Pulau Lombok, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi yang sangat dalam, karena di situ terjadi tendesan/tubrukan lempeng antara kedua benua (Atlantis dan Asia).
Sedangkan dataran Sahul (Timur) yakni Pulau Papua/Irian dan Kepulauan Aru sesungguhnya listofer dari benua Australia saat tabrakan dari arah selatan yang menghancurkan benua atlantis, mengakibatkan daratan benua australia terdorong keatas yang menempatkan listofernya dalam dataran Sahul (wilayah Timur) itu. Dengan demikian dataran Sahul (Timur) mencakup daratan Kepulauan Aru dan Pulau Papua/Irian itu, dahulunya satu daratan dengan benua Australia. Begitupun dataran Sunda (wilaya Barat) yang mencakup daratan Jawa Purba (Sumatra, Jawa-Bali, Kalimantan) dahulu satu daratan dengan benua Asia. Tidak luput India, sebelum benua Atlanits hancur/hilang, masih satu daratan dengan benua itu di wilayah Poros yang kekinian listofernya disebut wilayah kepulauan Solor sebagai simbol wilayah kepulauan Matahari yang mencakup wilayah kerajaan Atlantis, yakni daratan benua Atlantis yang sesungguhnya.
Daratan benua Atlantis yang sesungguhnya wilayah kekaiseran Atlantis tempoe doeloe, mencakup pula wilayah kepulauan di lautan/perairan Pasifik, juga pulau Madagaskar dan Pulau Selandia Baru. Pulau-pulau di perairan pasifik itu sebagai daratan baru (listofer) dari benua atlantis yang hilang itu, karena benua itu ditabrak dari arah Barat oleh Benua Amerika, saat yang bersamaan ditabrak dari arah Selatan oleh Benua Australia, seirama dengan itu ditindis/ditekan dari arah Utara oleh Benua Asia. Dengan demikian dialektika geologis bumi mendinamikakan masing-masing palung benua untuk saling bertubrukan, yang mengakibatkan hilangnya benua Atlantis yang menyisakan misteri sampai kekinian. Misteri itu dapat terungkap antara lain melalui listofer (daratan baru) benua yang tersimbol dalam kepulauan Solor sebagai simbol kepulauan Matahari (Bdk https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/benua-atlantis-yang-hilang-dan-listofer-nya-dalam-makna-adonara-nuha-nara-nebon-/579036535494264
Tabrakan terhadap Benua Atlantis dari arah Barat waktu itu oleh Amerika, karena benua Amerika terbelah dari utara ke selatan. Di utara memisahakan benua itu dengan benua Eropa, sedangkan di selatannya terpisah dengan benua Afrika. Terlepasnya benua Afrika dari bagian selatan benua Amerika, mengakibatkan Afrika bergerak naik menubruk/menempel dengan daratan benua Eropa, menjebak Laut Tengah kekinian melalui pembentukan pegunungan Karpantia. Seirama dengan gerakan daratan India yang naik menubruk/menempel Asia, saat India terlepas dari benua Atlantis (benua yang hilang) karena tubrukan benua Australia dari Selatan, sehingga tubrukan India membentuk pegunungan Himalaya, yang memaksa daratan Asia menekan dari Utara terhadap benua Atlantis melalui listofer (daratan baru) Jawa Purba.
Dengan demikian eksistensi Kepulauan Solor simbol Kepulauan Matahari yang mencakup seluruh listofer dari Benua Atlantis yang hilang, wilayah Kekaiseran Atlantis tempoe doeloe, sebagai poros dari benua yang hilang. Eksistensinya yang demikian menegaskan identitas wiayah itu sebagai poros awal kehidupan dan awal penyebaran flora dan fauna, awal penyebaran manusia dan sumber asli bahasa di dunia (Bdk https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/rahasia-atlantis-matahari-dalam-makna-adonara-solor-mengungkap-indentitas-india-/564264573638127). Identitas dan eksistensi wilayah kepulauan Solor yang demikian kekinian mengulang dalam sejarah keberadaan suku-suku di wilayah itu yang menyebut diri orang Lamaholot (tempat manusia dan terselamatkan dari bencana) dengan keyakinan mereka terhadap Rera-Wulan Tanah-Ekan (Matahari-Bulan/Langit dengan Bumi) dalam unkapan magis religius Lewo Tanah (Bdk https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/peradaban-lamaholot-di-nusa-tenggara-timur-dan-brahmanisme/146788852052370 dan https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/lewotanah-surga-positivisme-surga-empirisme-suku-bangsa-lamaholot-di-nusa-tengga/143189039079018)
Ungkapan Sina-Jawa dan Pilpres