Lihat ke Halaman Asli

“Orang Tionghoa” Presiden, Walaupun Seumur Jagung

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh Chris Boro Tokan

Dalam ingatan saya dahulu masih usia muda mahasiswa (antara dekade 80-90 an) melakukan penelitian sosial, budaya dan hukum dalam wilayah masyarakat  adat  Lamaholot, yang mencakup kepulauan Solor: Adonara - Solor - Lembata dan Pulau Flores bagian Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam penelitian itu antara lain ada tokoh masyarakat adat khususnya di pulau Adonara mengingatkan  bahwa kalau indonesia menjadi makmur, maka tandanya adalah kalau orang cina sudah menjadi  presiden indonesia, walaupun usia kekuasaan  seumur jagung. Saat itu   keadaan masyarakat indonesia  adil dan maut dalam kekuasaan presiden walaupun seumur jagung itu, baru menyusul presiden berikut yang  benar-benar  memimpin indonesia  menuju  masyarakat yang  adil dan makmur.

Apabila ramalan demikian dirujuk  kepada cermatan dalam observasi  perkembangan keadaan masyarakat bangsa Indonesia kekinian, yakni sebelum dan  pasca penetapan hasil pilpres  22 juli 2004 oleh Komisi Pemilihan Umum, maka ramalan tersebut dapat  membantu kerangka  prediksi  ke depan. Prediksi tentang  output  pilpres  yang senyatanya pada  saat pelantikan  yag  terjadwalkan  tanggal 20 Oktober 2004 dan pasca pelantkan nanti. Sebagai suatu ramalan, tentu dalam aspek kajian futurologi yang tetap terusahakan dalam instrumen ilmiah, walaupun diujung kenyataan hasil akhir mungkin lain atau tidak sesuai prediksi.

Identitas dan eksistensi  kepulauan Solor

Kepulauan Solor kekinian (Pulau Adonara, Pulau  Solor, Pulau Lembata) di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur,  sesungguhnya simbol Kepulauan Matahari. Simbol kepulauan  yang mencakup seluruh pulau di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, di wilayah Maluku dan Sulawesi. Wilayah ini dalam pemetaan pembagian purba flora dan fauna ditempatkan sebagai wilayah Poros yang membagi ke Timur (dataran Sahul: pulau Irian/Papua dan kepulauan Aru) dan ke Barat (dataran Sunda: pulau Jawa Purba yang mencakup  daratan Jawa, Kalimantan, Sumatra  beserta  pulau-pulau  kecil  disekitarnya).

Dengan demikian Dataran Poros yang menjadi  Dataran Awal pembagi flora dan fauna ke Dataran Timur dan ke Dataran Barat, sesungguhnya  adalah listofer (daratan baru) dari benua yang hilang (Benua Atlantis). Dataran Sahul   (Timur) sesungguhnya  adalah  listofer dari Benua Australia, sedangkan  dataran Sunda (Barat) sesungguhnya  adalah listofer  dari Benua Asia. Dataran Poros dengan listofernya kepulauan   Matahari sebagai bagian dari benua atlantis yang hilang, karena benua  itu  ditabrak dari selatan oleh benu Australia. Tabrakan dari selatan itu yang menghancurkan sebagian benua itu  dalam listofernya kekinian, dan daratan lainnya (India) terdorong naik menabrak dan menempel   pada Benua Asia. Tabrakan/tempelan India sebagai listofer benua yang hilang (Atlantis) pada benua Asia membentuk pegunungan Himalaya,  memaksa (menyebabkan) daratan baru (listofer) dari benua asia (dataran Sunda: daratan Jawa Purba)  menekan/menabrak   benua yang hilang dari arah utara. Terindikasikan kekinian melalui selat antara  Pulau Bali dan Pulau Lombok, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi yang sangat dalam, karena di situ terjadi tendesan/tubrukan lempeng  antara  kedua  benua (Atlantis dan Asia).

Sedangkan dataran Sahul (Timur) yakni Pulau Papua/Irian dan Kepulauan Aru sesungguhnya listofer dari  benua Australia  saat  tabrakan dari arah selatan   yang menghancurkan benua atlantis,  mengakibatkan daratan benua australia terdorong keatas yang  menempatkan listofernya dalam dataran Sahul (wilayah Timur) itu.   Dengan demikian dataran Sahul (Timur) mencakup daratan Kepulauan Aru dan Pulau Papua/Irian itu, dahulunya satu daratan dengan benua Australia. Begitupun dataran Sunda (wilaya Barat) yang mencakup daratan Jawa Purba (Sumatra, Jawa-Bali, Kalimantan)  dahulu satu daratan dengan benua Asia.  Tidak luput India, sebelum benua Atlanits hancur/hilang, masih satu daratan dengan benua itu di wilayah Poros  yang kekinian   listofernya disebut  wilayah kepulauan Solor sebagai simbol wilayah kepulauan Matahari yang mencakup wilayah kerajaan Atlantis, yakni  daratan benua Atlantis yang sesungguhnya.

Daratan benua Atlantis yang sesungguhnya wilayah kekaiseran Atlantis   tempoe doeloe,  mencakup pula wilayah kepulauan di lautan/perairan Pasifik, juga pulau Madagaskar dan Pulau Selandia Baru. Pulau-pulau di perairan pasifik itu sebagai daratan baru (listofer) dari benua atlantis yang hilang itu, karena benua itu ditabrak dari arah Barat  oleh Benua Amerika, saat yang  bersamaan ditabrak dari arah Selatan oleh  Benua Australia, seirama dengan itu ditindis/ditekan dari arah Utara oleh Benua Asia.  Dengan demikian dialektika geologis bumi mendinamikakan masing-masing palung benua untuk saling bertubrukan, yang  mengakibatkan hilangnya  benua Atlantis yang menyisakan misteri sampai kekinian.  Misteri  itu dapat  terungkap  antara lain melalui listofer (daratan baru) benua  yang tersimbol dalam kepulauan Solor sebagai simbol kepulauan  Matahari (Bdk https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/benua-atlantis-yang-hilang-dan-listofer-nya-dalam-makna-adonara-nuha-nara-nebon-/579036535494264

Tabrakan terhadap Benua Atlantis dari arah Barat waktu itu oleh Amerika, karena benua Amerika  terbelah dari  utara ke selatan.  Di utara memisahakan benua itu  dengan benua Eropa, sedangkan di selatannya terpisah  dengan benua Afrika.  Terlepasnya  benua  Afrika   dari  bagian selatan benua Amerika,  mengakibatkan Afrika bergerak naik menubruk/menempel dengan daratan benua Eropa, menjebak Laut Tengah kekinian melalui pembentukan pegunungan Karpantia. Seirama dengan gerakan daratan India yang naik menubruk/menempel Asia, saat India terlepas dari benua Atlantis (benua yang hilang) karena tubrukan benua Australia dari Selatan, sehingga tubrukan  India  membentuk pegunungan Himalaya, yang memaksa daratan Asia menekan dari  Utara  terhadap benua Atlantis melalui listofer (daratan baru) Jawa Purba.

Dengan demikian eksistensi Kepulauan Solor simbol  Kepulauan Matahari yang mencakup seluruh listofer dari Benua Atlantis yang hilang, wilayah Kekaiseran Atlantis tempoe doeloe, sebagai poros dari benua yang hilang. Eksistensinya  yang demikian menegaskan  identitas wiayah itu sebagai  poros awal  kehidupan dan awal penyebaran flora dan fauna, awal penyebaran manusia dan sumber  asli bahasa  di dunia (Bdk https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/rahasia-atlantis-matahari-dalam-makna-adonara-solor-mengungkap-indentitas-india-/564264573638127). Identitas  dan eksistensi wilayah kepulauan Solor yang demikian kekinian mengulang dalam sejarah keberadaan suku-suku di wilayah itu yang  menyebut diri orang Lamaholot (tempat manusia dan terselamatkan dari bencana) dengan keyakinan mereka  terhadap  Rera-Wulan Tanah-Ekan (Matahari-Bulan/Langit dengan Bumi) dalam unkapan magis religius  Lewo Tanah (Bdk https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/peradaban-lamaholot-di-nusa-tenggara-timur-dan-brahmanisme/146788852052370 dan https://www.facebook.com/notes/pino-rokan/lewotanah-surga-positivisme-surga-empirisme-suku-bangsa-lamaholot-di-nusa-tengga/143189039079018)

Ungkapan Sina-Jawa  dan Pilpres

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline