Banyak yang bilang anjing tidak bisa terbang, namun benarkah demikian?.
Senja itu, aku melihat seekor anjing melayang di langit Jakarta dengan seseorang menungganginya. Kakinya berlari menapaki udara dengan bulu yang berkibar seperti rumput. Mulutnya monyong layaknya anjing dan ekornya bergoyang seperti kipas. Hewan empat kaki itu berlari tanpa peduli ukuran penunggannya yang dua kali lipat lebih besar. Hewan ajaib itu berlari dan terus berlari sebelum akhirnya menghilang ditelan langit sore yang temaram.
Tidak ada yang percaya pada apa yang aku lihat. Sebagian dari mereka malah menganggapku gila. Istriku sendiri mengira aku mengalami depresi berat hingga mengkhayalkan yang tidak-tidak. Istriku sempat mengundang psikater untuk menyembuhkan jiwaku. Namun percayalah, aku tidak gila. Aku benar-benar melihat hewan itu melayang di udara.
“ Tuan, tuan...!!”, Surti lari tergopoh-gopoh sambil menjinjing roknya agar tidak tersandung.
“ Ada apa?, pagi-pagi kok sudah ribut”, Istriku menjawab pelan sambil menyeruput sup ayam.
“ itu tuan... si Tejo tukang kebun kita... si Tejo hilang ! ”
“ Hilang?, ya cari dong!, yang jadi pembantu kan kamu bukan saya “
“ Itu.. tadi saya lihat... si tejo...”
“ Lihat apa?”
“ Si Tejo diculik Anjing!”
Kopi tersendak di kerongkongan, rasanya begitu pahit. Mustahil memang, namun apalah yang tidak mungkin di bumi yang serba terbalik ini. Kambing saja bisa melahirkan manusia, kenapa anjing tidak boleh menculik orang?. Seingatku, aku pernah melihat hewan berkaki empat terbang dengan seseorang menungganinya. Orang itu berkumis tebal dan berambut kriting, mirip sekali dengan tukang kebunku.