Aku termangu di sudut. Dalam remang bayang bulan yang memucat ditelan dingin malam. Semua sosok itu berkumpul di depanku. Dalam bingkai maya dan layar putih transparan. Dan aku hanya terdiam di luarnya.
Ayah. Ibu. Mbok Minah. Lurah Sadikin. Dokter Zaldi.
Siapa yang masih bernyawa? Siapa yang sudah mati?
Mana yang fakta? Mana yang fiksi?
Mana yang nyata? Mana yang ilusi?
Mana yang asa? Mana yang mimpi?
Semuanya membaur dalam kelap-kelip cahaya seribu kunang-kunang. Di sekitarku. Di sekelilingku. Di seisi ruang tatapanku.
Siapa aku ini sebenarnya? Sukma siapa?
Sukma yang masih bernapas lega? Ataukah Sukma yang sudah menjelma jadi zombie?
“Sukma...”