Lihat ke Halaman Asli

Pingkan Hendrayana

Praktisi Pendidikan

Langkah Politik

Diperbarui: 6 November 2024   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu suasana di kantor salah satu partai politik di kabupaten Buwana terlihat sangat berbeda. Beberapa orang dengan seragam warna khasnya terlihat sibuk mondar-mandir untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Ya, hari itu akan ada kunjungan dari pengurus pusat untuk memberikan penguatan dalam menghadapi pemilu di tahun ini.

Panji-panji partai telah dipasang di pinggiran jalan mulai gapura masuk area kecamatan kota hingga pusatnya di kantor partai. Banyak banner ucapan selamat datang dengan berbagai ukuran bertebaran di mana-mana. Bahkan, seolah-olah kabupaten Buwana hari itu diguyur hujan satu warna sesuai dengan icon partai ini.

Erlangga, ya itu adalah nama yang diberikan oleh Bapakku sebagai simbol orang yang baik dan setia. Aku tercatat sebagai pengurus kabupaten, tepatnya ketua departemen pemuda dan mahasiswa di partai ini. Karena memiliki pasukan yang banyak, aku dipercaya menjadi koordinator lapangan atau sering disebut korlap dalam kegiatan kali ini.

"Bagaimana Friend, semua sudah aman?" aku mencoba memastikan kesiapan dari acara hari ini. Bagiku, kepercayaan adalah segalanya. Saat kita dipercaya oleh orang lain, sedapat mungkin kita harus menjalankannya dengan sempurna dan tidak boleh mengecewakan. Sebutan "Friend" sudah menjadi kebiasaan bagiku. "Friend" melambangkan kesetaraan. Tidak ada pembeda dalam status struktural partai saat menjalankan tugas bersama, yang membedakan hanyalah tugas pokok dan fungsi saat menjalankan tugas mandiri.

"Siap, sudah aman semua Ndan, tinggal jalan aja" jawab temanku sesama panitia.

"Mantap, sebentar lagi tamu datang. Mari kita segera memposisikan diri sesuai dengan rencana." Tambahku memberikan motivasi dan petunjuk kepada teman-teman panitia.

Saat yang ditunggupun telah tiba, iringan mobil dengan suara sirine melengking terdengar semakin keras. Ini menjadi pertanda bahwa tamu dari pusat telah mendekati kantor partai. 

Kami segera bergegas untuk memposisikan diri sesuai dengan yang telah direncanakan. Sambutan dengan meriah telah kami siapkan. Gamelan pengiring tarian khas daerah kami sudah mulai ditabuh. 

Lenggak-lenggok gerakan enam perempuan dan laki-laki dengan dandanan khas pun juga telah mengubah suasana. Rombongan pengurus pusat benar-benar menikmati sambutan kami setelah turun dari mobil yang disambut langsung dan didampingi oleh para petinggi struktural partai Kabupaten Buwana. 

Ketua, wakil ketua, sekjend partai, dan dewan pertimbangan partai ikut mendampingi. Lantas saya ada di mana? Saya bukan petinggi partai, sehingga cukup melihat dari jarak 50 meter saja sekaligus memastikan seluruh kegiatan berjalan lancar dan aman.

Dari jarak itu, samar-samar aku melihat ada seseorang yang menurutku tidak asing ikut dalam rombongan pengurus pusat. Kucoba untuk kembali membelalakkan mataku dan sesekali kusingkirkan bahu dedepanku agar pandanganku lebih jelas. Ya, benar aku tidak asing dengan orang itu. Tapi dalam hati kecilku tetap sangat tidak percaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline