Lihat ke Halaman Asli

Pikri Ramdani

Mahasiswa

Affine Cipher

Diperbarui: 27 Desember 2022   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik untuk mengamankan informasi dengan cara menyandikan (enkripsi) dan membuka sandi (dekripsi) pesan. Salah satu teknik enkripsi yang cukup terkenal adalah Affine Cipher, yang juga dikenal sebagai Caesar Cipher atau Shift Cipher.

Affine Cipher adalah salah satu teknik enkripsi yang paling sederhana. Prinsipnya adalah dengan menggeser posisi setiap huruf pada sebuah pesan sebanyak jumlah tertentu. Misalnya, jika kita menggunakan geseran sebanyak 3 huruf, maka huruf A akan menjadi D, B akan menjadi E, dan seterusnya. Untuk membuka sandi, kita hanya perlu melakukan geseran kembali sebanyak 3 huruf ke belakang.

Affine Cipher memiliki kelemahan yang cukup besar, yaitu mudah ditembus dengan metode analisis frekuensi. Metode ini mengandalkan fakta bahwa dalam bahasa Inggris, huruf E adalah huruf yang paling sering muncul, sehingga jika kita menganalisis frekuensi kemunculan huruf dalam sebuah pesan yang terenkripsi dengan Affine Cipher, maka kita dapat menebak geseran yang digunakan dan membuka sandi dengan mudah.

Walaupun demikian, Affine Cipher masih bisa digunakan sebagai teknik enkripsi sederhana dalam kasus-kasus tertentu, misalnya untuk mengirimkan pesan-pesan singkat yang tidak terlalu sensitif. Namun, untuk keperluan enkripsi yang lebih serius, seperti keamanan transaksi keuangan atau komunikasi militer, diperlukan teknik enkripsi yang lebih kuat dan tidak mudah ditembus.

Setelah memahami dasar-dasar Affine Cipher, mari kita lihat contoh sederhananya. Misalnya, kita ingin mengirimkan pesan "HELLO" kepada seseorang dengan menggunakan Affine Cipher dan geseran sebanyak 3 huruf ke kanan. Maka pesan yang terenkripsi akan menjadi "KHOOR".

Jika penerima pesan ingin membuka sandi, maka ia hanya perlu menggeser huruf-huruf pada pesan tersebut sebanyak 3 huruf ke kiri untuk mengembalikan pesan ke bentuk aslinya. Dengan demikian, pesan yang terenkripsi "KHOOR" akan kembali menjadi "HELLO".

Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Affine Cipher mudah ditembus dengan metode analisis frekuensi. Misalnya, jika penerima pesan menganalisis frekuensi kemunculan huruf dalam pesan yang terenkripsi, maka ia dapat menebak bahwa geseran yang digunakan adalah sebanyak 3 huruf ke kanan. Dengan demikian, ia dapat dengan mudah membuka sandi dengan menggeser huruf-huruf pada pesan tersebut sebanyak 3 huruf ke kiri.

Oleh karena itu, Affine Cipher hanya cocok untuk keperluan enkripsi sederhana dan tidak terlalu sensitif. Untuk keperluan enkripsi yang lebih serius, diperlukan teknik enkripsi yang lebih kuat dan tidak mudah ditembus, seperti algoritma simetris atau asimetris.


jika ingin mencoba : https://www.boxentriq.com/code-breaking/affine-cipher

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline