Baru-baru ini, beredar sebuah video yang berisi pidato Ibu Sri Mulyani terkait pengalamannya di negeri Paman Sam. Ia membandingkan bagaimana masyarakat disana dan Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan. Masyarakat Amerika cenderung mengelola keuangan mereka dengan berinvestasi diberbagai instrumen keuangan salah satunya adalah saham sehingga uang tersebut bisa bertumbuh lebih banyak lagi. Berbeda halnya dengan masyarakat Indonesia yang hanya mengandalkan waktu dan tenaga mereka untuk menghasilkan uang. Oleh karena itu, penting untuk memahami pengelolaan keuangan dengan benar supaya bisa mengelola keuangan dengan baik.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia per Agustus 2020 tercatat sebanyak 3,13 juta single investor identification (SID) yang terdaftar. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 268 juta jiwa, maka persentase investor di pasar modal yang terdaftar hanya kurang dari 2% dari total populasi Indonesia. Angka tersebut tergolong masih rendah yang berarti masyarakat Indonesia masih belum melirik potensi keuntungan yang bisa didapatkan di pasar modal. Hal ini berarti masih banyak peluang bagi sobat untuk memilih saham-saham yang masih undervalue dan menabungnya terlebih dahulu, apabila nantinya jumlah investor sudah bertambah lebih banyak maka bisa mendorong pertumbuhan saham-saham di bursa dan keuntungannya adalah sobat sudah membeli saham tersebut diharga yang lebih murah.
Rendahnya tingkat investor di Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya masih ada stigma yang berkembang bahwasanya membeli saham sama halnya dengan berjudi, selain itu minimnya pengetahuan masyarakat terkait investasi dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengelola dana masyarakat yang diimingi return yang tinggi sehingga masyarakat pun tergiur dan pada akhirnya menyebabkan kerugian bagi investor. Hal-hal ini tentunya semakin mencoreng nama pasar modal di Indonesia. Oleh karena itu, edukasi terkait pasar modal kepada masyarakat penting untuk dilakukan supaya semakin banyak masyarakat Indonesia yang melek investasi dan tidak terjebak investasi bodong.
Dalam beberapa tahun terakhir, edukasi terkait pasar modal sebenarnya sudah semakin banyak. Dengan tujuan untuk menambah jumlah investor Indonesia, BEI mengeluarkan program Yuk Nabung Saham yang mengajak masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dengan konsep menabung sesuai kemampuan masyarakat. Selain itu, jika sobat mencari kata kunci terkait saham di Google dan Youtube, sudah banyak sekali kreator-kreator yang membagikan ilmu mereka secara gratis. Oleh karena itu, sebelum terjun kedunia investasi mimin sarankan untuk belajar terlebih dahulu.
Pada tahun ini, jumlah emiten yang terdaftar di BEI sudah mencapai 700 lebih perusahaan. Dengan penambahan jumlah emiten maka semakin banyak pilihan untuk memilih emiten terbaik. Untuk membeli saham perusahaan tersebut, maka sobat harus membuat akun terlebih dahulu di sekuritas-sekuritas yang sudah terdaftar di BEI. Sekuritas berfungsi sebagai perantara antara investor dan bursa sehingga sobat-sobat bisa membeli saham. Akan tetapi, meskipun jumlah emiten di Indonesia terus meningkat, sebagian besar saham-saham masih tergolong tidak likuid. Apabila sobat membeli saham-saham yang tidak likuid maka efeknya adalah selain sahamnya sulit untuk diperjualbelikan, potensi saham untuk menghasilkan keuntungan juga kecil karena harga sahamnya tidak meningkat. Beda halnya, di bursa-bursa luar negeri misalnya NYSE dengan ribuan perusahaan terdaftar dan transaksi harian yang super jumbo, maka tidak heran jika saham-sahamnya sangat likuid. Nah, bagi sobat-sobat yang penasaran bagaimana cara membeli saham-saham luar negeri, maka mimin akan membahasnya dibawah ini.
Apabila sobat-sobat ingin membeli saham luar negeri ataupun bertujuan untuk melakukan diversifikasi portofolio. Maka sobat bisa membuka sekuritas di luar negeri supaya bisa membeli saham-saham seperti Apple, Microsoft, Facebook, Tesla, dan lain sebagainya. Dengan semakin banyak perusahaan yang bisa dipilih, maka semakin besar potensi sobat untuk memilih saham-saham terbaik. Tetapi, untuk membuka sekuritas diluar negeri tidaklah mudah karena berbagai persyaratan yang sulit, misalnya sobat harus punya permanent resident di negara tempat sekuritas itu beroperasi kalaupun sudah terdaftar biasanya minimum depositnya juga besar. Sobat jangan bersedih dulu, mimin ada solusinya nih yaitu dengan membuka akun di eToro. Platform eToro merupakan broker internasional yang didirikan pada tahun 2007 dengan memperoleh regulasi dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC), Cyprus Securities Exchange Commission (CySEC), dan Financial Conduct Authority (FCA). Akan tetapi, hingga saat ini eToro belum mengantongi regulasi dari badan pengawas di Indonesia sehingga untuk mengakses websitenya diperlukan VPN karena diblokir oleh Kominfo. Berdasarkan beberapa sumber di internet menyatakan bahwa alasan diblokirnya eToro adalah karena adanya instrumen-instrumen perdagangan seperti foreign exchange yang mana eToro belum mengantongi izin terkait perdagangan instrumen tersebut di Indonesia. Sebagai solusinya, sobat bisa menggunakan VPN untuk mengakses website eToro atau download aplikasinya di Play Store maupun App Store.
Platform eToro memungkinkan sobat untuk bertransaksi di belasan bursa di dunia misalnya bursa Belanda, US, Hong Kong, dll. Dengan menggunakan platform eToro, sobat juga bisa melakukan perdagangan untuk instrumen lain seperti saham, cryptocurrency, forex, komoditas, dan lainnya. Selain itu, bagi sobat-sobat yang baru mulai dan masih bingung maka bisa memanfaatkan fitur social trading. Dengan fitur tersebut sobat bisa mengikuti pilihan investasi yang dilakukan oleh para investor lainnya dengan track record yang bagus. Jika biasanya sobat membeli saham Indonesia dengan satuan per lot, maka dengan eToro sobat bisa membeli saham secara fraksi dengan minimum pembelian US$ 50.00 per transaksi. Fitur ini sangat berguna bagi sobat-sobat yang ingin memiliki saham luar negeri yang harga per lembarnya sudah mahal tapi dengan dana yang terbatas.
Cara mendaftar di eToro juga mudah, sobat bisa klik disini untuk pendaftarannya. Selanjutnya, isi data yang yang dibutuhkan dan upload identitas sobat seperti KTP atau Paspor. Proses selanjutnya adalah melakukan verifikasi, untuk verifikasi tempat tinggal, jika sobat tidak memiliki bukti tagihan yang sesuai dengan alamat KTP, maka sobat bisa menggunakan SIM. Setelah semua proses selesai, sobat cukup tunggu aja deh email yang menyatakan bahwa akun eToro sobat sudah terverifikasi. Nah, apabila sobat sudah memiliki akun yang terverifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan deposit yang bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu transfer ke bank lokal, kartu kredit, paypal, skrill, ataupun neteller. Saran mimin transfer ke bank lokal saja dan tidak dikenakan biaya juga. Jika sobat memilih Bank BCA, maka akan dialihkan ke internet banking dan sobat perlu isi username dan password untuk login ke internet banking BCA, kemudian ikuti instruksi seperti memasukkan kode yang dihasilkan dari token. Apabila sobat tidak yakin dengan cara ini, maka sobat bisa memilih bank lain seperti BNI, Mandiri, dan BRI yang menggunakan virtual account. Untuk minimum depositnya adalah sebesar US$ 200.00. Mata uang yang digunakan adalah US$, dan untuk melakukan deposit sobat bisa mengirim mata uang rupiah ke bank yang ditunjuk dan nantinya akan dikonversikan ke mata uang US$. Setelah dana sudah masuk ke akun eToro maka sobat bisa melakukan transaksi jual beli saham. Untuk melakukan withdraw maka minimumnya adalah US$ 30.00 dengan fee sebesar US$ 5.00.
Jadi, silahkan sobat pelajari lebih lanjut tentang cara kerja eToro dan berbagai produknya sebelum melakukan investasi. Saran mimin, sobat manfaatkan dahulu akun demo yang sudah disediakan eToro untuk melakukan simulasi perdagangan. Demikian artikel ini mimin buat, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi sobat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H