Lihat ke Halaman Asli

Vaksin Palsu adalah Kejahatan Superkejam

Diperbarui: 24 Juni 2016   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak semua orang mengerti bagaimana bentuk vaksin asli. Mungkin hanya dokter atau paramedis yang bisa mengenali bentuk dan rupa vaksin yang asli. Lalu bagaimana jika vaksin yang diberikan kepada anak-anak kita adalah vaksin palsu? Tak seorangpun yang mengetahuinya selain dokter dan paramedis. Pun belum tentu mereka mengetahuinya dengan pasti.

Lalu bagaimana jika anak-anak Anda merupakan salah satu pengguna vaksin palsu? Coba simak ilustrasi berikut:

Alkisah seorang dukun mengumumkan bahwa dirinya bisa membuat orang menjadi sakti. Dia mendemostrasikan kesaktiannya di tengah lapangan dengan cara tebas dan membacok tubuhnya sendiri.Orang-orang yang ditugaskan menyerang dengan senjata tajam ke tubuh sang Dukun terkesima melihat tubuh si dukun tidak mempan apapun. Sakti mandraguna.

Sang Dukun memberi pengumuman. Siapa saja yang ingin sakti seperti dirinya bisa membeli ramuan yang ia ciptakan. Tidak seorangpun tahu bahwa Air ramuan yang ia sediakan adalah air putih biasatanpa khasiat apapun. Sang Dukun menjual air putih itu dengan harga mahal.

Berduyun-duyun orang sekitar membeli ramuan air putih yang dianggap sebagai ramuan sakti. Hampir seluruhdesa tersebut membeli ramuan dari sang dukun. Sang Dukun pun puas mendapatihasil yang melimpah atas ramuan palsunya.

Setahun kemudian terjadilah tawuran antar desa. Warga desa yang merasa sudah memiliki kesaktian karena sudah meminum air putih dari sang dukun, merasa percaya diri dan tidak takut pada serangan senjata tajam yang diarahkan kepada mereka. Ratusan orangpun meninggal sia-sia terkena sabetan senjata tajam. Akhirnya keluarga mereka yang masih hidup menyadari bahwa ramuan yang mereka minum adalah ramuan palsu. 

Begitupun dengan Vaksin Palsu yang telah diedarkan oleh para penjualnya. Sangat berbahaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline