Lihat ke Halaman Asli

Siswa Rizali

Komite State-owned Enterprise

Mengapa Imbal Hasil SUN Indonesia Tinggi?

Diperbarui: 18 November 2019   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tulisan ini dimuat di harian Investor Daily, tanggal 17 Oktober (Kamis).

Imbal hasil (yield) Surat Utang Negara Indonesia (SUN RI) mengalami penurunan paska krisis finansial global 2008. Yield SUN RI tenor 10-tahun saat ini berkisar 7,2%, dibandingkan 12% pada awal 2009.

Paska Indonesia memperoleh layak investasi dari Fitch (Desember 2011) dan Moodys (Januari 2012), yield SUN menyentuh titik terendah 5,1% di Februari 2012. Sejak 2013 sampai saat ini, yield SUN RI bergerak dalam rentang antara 6,0% sampai 9,7%. Sedangkan peringkat layak investasi Indonesia dari lembaga S&P pada Mei 2017 hanya disertai rally sementara SUN, dimana yield SUN RI menyentuh 6,1% di Januari 2018. Kemudian harga SUN RI kembali terkoreksi 13% sepanjang Januari-Oktober 2018 dan yield melonjak ke 8,8%.

Lebih Tinggi

Meski ekonomi makro Indonesia relatif stabil, ternyata yield SUN RI jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Yield SUN (tenor 10-tahun) untuk Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam masing-masing sekitar 3,4%, 1,5%, 4,6%, dan 3,9%.

Peringkat investasi Malaysia, A-, memang jauh lebih bagus daripada peringkat Indonesia yang BBB. Sedangkan, Thailand dan Filipina peringkatnya hanya sedikit lebih bagus dari Indonesia, masing-masing BBB+. Sebaliknya, peringkat Vietnam yang BB, lebih rendah dari Indonesia.

Padahal yield SUN Vietnam Februari 2012 mencapai 12,0%, jauh diatas yield SUN Indonesia yang saat itu sekitar 5,1%. Sedangkan yield SUN Filipina saat itu menyamai yield Indonesia. Paska gejolak bursa global 2013, yield SUN Indonesia naik diatas yield SUN Vietnam dan Filipina.

Dalam perbandingan lebih luas, yield SUN Indonesia juga lebih tinggi dari India (BBB-), Rusia (BBB-), Brazil (BB-), dan Meksiko (BBB+), yang masing-masing yield SUN-nya adalah: 6,7%, 6,7%, 6,8%, dan 6,8%.

Faktor Penentu Yield SUN

Paling tidak, empat faktor ekonomi makro yang sangat menentukan tingkat yield surat utang sebuah negara, yaitu: tingkat inflasi, beban utang pemerintah, defisit transakasi berjalan, dan struktur perkembangan pasar modal (untuk studi formal, lihat Aizenman, Jinjarak, & Donghyun Park, 2016).

Meski yield SUN nominal Indonesia lebih tinggi daripada yield SUN emerging market pembanding, boleh jadi yield SUN riil tidak jauh berbeda. Yield SUN riil adalah yield SUN nominal dikurangi dengan inflasi tahunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline