Lihat ke Halaman Asli

AI dan Misinformasi: Pedang Bermata Dua untuk Internet dan Masyarakat

Diperbarui: 14 Mei 2023   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@EliotHiggins dari Twitter

Beberapa waktu lalu internet dihebohkan dengan foto palsu dari dua tokoh terpandang di dunia. Bayangkan melihat foto Paus Francis mengenakan jaket gembung putih yang terinspirasi dari Balenciaga. Atau foto Donald Trump ditangkap polisi di luar klub golfnya.

Foto-foto palsu ini dibuat dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI) bernama Midjourney, yang dapat menghasilkan foto realistis serta meyakinkan hanya menggunakan perintah singkat. Kedua foto tersebut merupakan contoh Misinformasi AI, yang menggunakan teknologi AI untuk membuat dan menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan.

AI mengubah dunia dalam banyak hal, termasuk cara kita mengonsumsi dan berbagi informasi. Termasuk juga dalam membuat dan menyebarkan berita palsu, seperti gambar, video, dan teks, yang dapat menipu dan memanipulasi kita. Bagaimana cara kerja Misinformasi AI untuk membuat berita palsu? Bisakah kita memerangi berita palsu tersebut dengan AI juga? Dan apa implikasi dan tantangan penggunaan AI untuk tujuan informasi?

Apa itu Misinformasi AI?

Misinformasi AI adalah penggunaan teknologi AI untuk membuat dan menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan. Hal ini berarti menggunakan AI sebagai senjata untuk mempengaruhi pendapat hingga pemikiran seseorang.

Menggunaan AI untuk menghasilkan konten yang tidak berbahaya, seperti meme atau lelucon, tidaklah termasuk Misinformasi AI. Sebaliknya, Misinformasi AI memanfaatkan AI untuk membuat atau menyebarkan konten yang dapat merugikan atau menyinggung seseorang.

 r/midjourney dari Reddit

Bagaimana cara kerja Misinformasi AI?

AI dapat membuat dan menyebarkan berita bohong dengan berbagai cara, seperti:

  • Membuat : AI dapat membuat konten palsu, seperti gambar, video, atau teks, yang terlihat realistis dan meyakinkan. Misalnya, sistem AI dapat membuat video seseorang yang mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan, atau teks artikel berita yang tidak pernah terjadi.

Penyebaran : AI dapat menyebarkan konten palsu, seperti gambar, video, atau teks, melalui platform media sosial. Contohnya, sistem AI dapat menggunakan bot atau akun palsu untuk memperkuat atau memanipulasi jangkauan dan popularitas konten palsu.

  • Personalisasi : AI dapat menyesuaikan konten palsu, seperti gambar, video, atau teks, untuk audiens atau individu tertentu. Misalnya, sistem AI dapat menggunakan data atau preferensi untuk menargetkan konten palsu kepada orang-orang yang cenderung mempercayai atau membagikannya.

Bisakah kita mengggunakan AI untuk mencegahnya?

AI juga dapat membantu mendeteksi dan melawan berita palsu dengan berbagai cara, seperti:

  • Verifikasi : AI dapat memverifikasi keaslian atau keakuratan konten, seperti gambar, video, atau teks, dengan membandingkannya dengan sumber atau data lain. Misalnya, sistem AI dapat memeriksa apakah gambar telah diedit atau dimanipulasi, atau apakah teks cocok dengan fakta atau konteksnya.
  • Pengecekan fakta : AI dapat memeriksa fakta validitas atau keandalan konten, seperti gambar, video, atau teks, dengan menggunakan ahli atau bukti. Misalnya, sistem AI dapat berkonsultasi dengan sumber atau basis data yang memiliki reputasi baik untuk mengonfirmasi atau menolak klaim atau pernyataan.
  • Kesadaran : AI dapat meningkatkan kesadaran dan mengedukasi orang tentang risiko dan dampak berita palsu, serta cara mengenali dan menghindarinya. Misalnya, sistem AI dapat memberikan tip atau umpan balik untuk membantu orang mengidentifikasi atau melaporkan konten palsu.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline