Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Bersahabat dengan Syukur

Diperbarui: 6 Maret 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh use at your ease dari pixabay.com

Jarang sekali harga bisa bersahabat dengan rakyat jelata.
Malah lebih sering berkelahi
gontok-gontokan
sampai berdarah-darah.

Maka hadirlah pemerintah yang berjibaku mengakrabkan keduanya
lewat bansos
lewat BLT
lewat operasi pasar
lewat impor
lewat berbagai skema subsidi
lewat berbagai stimulus
lewat berbagai program sosial.

Sayangnya,
masalah klasik itu tetap saja terjadi.

Belum lagi bicara rantai nilai
konsumen di hilir berteriak "harga produk kemahalan!"
petani di hulu berteriak "harga produk kemurahan!"
Pasti ada siluman pada jalur di antara keduanya.
Eh,
silumannya juga berteriak
"tidak ada siluman di sini!"

Sejak dahulu
jarang sekali harga bisa bersahabat dengan rakyat jelata.

Jadi berterimakasihlah untuk setiap bulir beras yang masih bisa terbeli
untuk setiap tetes air yang masih bisa direguk.
Karena jika kita pun tidak bisa bersahabat dengan rasa syukur
kepada siapa lagi kita akan menyandarkan
kepala yang penat
dan jiwa yang letih.

---

barombong, 6 maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline