Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Hitung Cepat

Diperbarui: 17 Februari 2024   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh Hans dari pixabay.com 

Dengan dalih makhluk modern
kita selalu memaksa diri bergerak lebih cepat.
Memacu diri bergerak lebih cepat
dan lebih cepat
karena merasa akan ditinggalkan peradaban.

Akhirnya kita berbicara buru-buru
berjalan tergesa-gesa
bahkan menghitung pun cepat-cepat.

1, 2, 3 lalu ...
kalau bisa langsung ke angka 7
langsung ke angka 11, 49, 70 dan seterusnya.

Padahal menghitung adalah proses yang runtut
yang setiap ketukannya harus dihayati dan dimaknai
1, 2, 3 lalu ...
4, 5, 6
Bahkan jika perlu sejenak kembali ke angka 2
untuk melihat kembali perjalanan
yang mungkin tidak begitu kita perhatikan
lalu ke angka 3 lagi, 4, 5 dan seterusnya.

Jika kita semua lebih mahir menghitung lambat
dan meresapkan irama napas kita pada setiap hitungannya
tidak akan ada yang meninggalkan
tidak akan ada yang merasa ditinggalkan
tidak akan ada yang congkak sendiri
tidak akan ada yang merasa dicurangi.

---

kota daeng, 16 februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline