Pada tanggal 31 Desember 2022 petang, saya mengikuti misa di gereja St. Fransiskus Assisi, Panakukkang, Makassar. Jadwal misa sama saja dengan jadwal biasanya di hari Sabtu malam. Tapi karena bertepatan dengan tanggal 31 Desember 2022, misa sekaligus dirangkai dengan doa penutupan tahun 2022. Misa ini dipimpin secara konselebrasi oleh Pastor Leo Paliling dan Pastor Markus Paretta.
Pada bagian homili (khotbah), Pastor Leo memberikan sebuah topik yang menarik untuk direnungkan bersama. Topik tersebut terkait dengan judul tulisan ini yaitu lebih sering bersyukur. Berikut saya tuliskan ulang dengan menambahkan interpretasi saya sendiri terhadap homili tersebut.
Seperti yang sudah biasa kita lakukan, pengujung tahun menjadi waktu yang tepat untuk meninjau kembali perjalanan hidup kita selama paling tidak satu tahun ke belakang. Bagaimana pencapaian dalam hidup kita selama satu tahun ini? Mungkin saja ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai perencanaan atau bahkan ada kegagalan. Mungkin ada juga hal-hal yang tercapai tapi tidak sepenuhnya sesuai yang kita inginkan, tapi mungkin ada juga pencapaian yang berjalan sesuai keinginan atau bahkan di atas ekspektasi.
Semua itu menjadi pembelajaran untuk kita, agar lebih baik lagi di tahun mendatang (baca 2023). Kita juga tidak boleh lupa memanjatkan syukur atas semua yang sudah terjadi pada setahun terakhir.
Di tahun 2023 ini, kita diajak untuk lebih sering lagi bersyukur. Pastor Leo menggunakan istilah "menabung syukur" untuk memudahkan umat memahami homilinya. Menabung syukur itu artinya bersyukur harus dilakukan secara tekun, dan tidak harus menunggu berkat yang besar terjadi dalam hidup kita baru bersyukur. Hal-hal kecil dan sederhana (yang mungkin saja luput dari perhatian kita) pun selalu bisa jadi alasan untuk bersyukur.
Bisa bangun pagi dengan bugar, sampai di kantor tepat waktu, bertemu dengan kawan atau saudara, bisa makan dengan cukup dan contoh-contoh kecil lainnya pun adalah sebuah berkat yang harus kita syukuri. Menabung syukur adalah cara kita berterimakasih dan tidak lekas melupakan semua kebaikan yang sudah kita alami.
Oleh karena itu sebaiknya setiap malam sebelum beranjak tidur, kita mengingat kembali apa-apa yang sudah kita alami sepanjang hari ini, peristiwa yang membahagiakan maupun menyedihkan, yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Semua yang kita alami pasti memiliki sisi-sisi baik yang bisa menjadi alasan kita untuk bersyukur.
Terbiasa bersyukur atas hal-hal kecil membuat kita semakin peka terhadap penyelenggaraan Tuhan dalam hidup kita. Alih-alih selalu merasa ada yang kurang dalam hidup ini, kita jadi lebih menghargai apa yang sudah kita miliki. Sehingga lama kelamaan, jika sikap syukur ini sudah jadi habit, kita pun akan lebih ikhlas menjalani kehidupan. Kita juga jadi lebih mudah berbagi kebaikan dengan orang lain.
Sebenarnya refleksi tentang kebiasaan bersyukur ini bukan inspirasi yang benar-benar baru. Pasti sudah banyak dari pembaca yang paham atau bahkan menjalaninya secara konsisten selama ini. Nah, bagi pembaca yang merasa masih jarang sekali bersyukur, momentum awal tahun 2023 ini bisa jadi waktu yang baik untuk bersama-sama memulai kebiasaan baru: lebih sering bersyukur.
Semoga memberi inspirasi bagi kita. (PG)