Hanya gendang telinga saja
cukuplah sudah
jika radio yang jadi teman arungi malam.
Lewat pendengaran kita sudah bisa memahat imajinasi
jadi aneka rupa di depan mata.
Jadi badut-badut pecicilan saat para penyiar mengobrol kocak
jadi langit warna-warni saat lagu asmara beredar di udara
jadi siluet masa lalu saat lagu kenangan diputar kembali
jadi jalanan yang sesak dan gaduh saat mendengarkan laporan lalu lintas
jadi rumah
saat penyiar mengantar percakapan yang penuh kehangatan.
Hanya gendang telinga saja
cukuplah sudah
jika radio yang jadi sahabat di antara sepi.
Lewat pendengaran kita sudah bisa mengukir intonasi dan melodi
jadi segudang sensasi
yang selalu bisa muat di ruang hati.
----
kota daeng, 8 desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H