Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Air Mata Langit

Diperbarui: 27 November 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh tiago cardoso dari pixabay.com

Air mata tidak selalu mengantarkan kesedihan
elegi yang dinyanyikan jiwa-jiwa kesepian.
Air mata juga bisa jadi tanda bahagia
sukacita yang ditumpahkan dari dalam dada
saat kata-kata kehilangan kuasanya.

Tapi apakah arti air mata langit
yang dicurahkan dari awan-awan kelabu
pada senja, pada segara, pada padang ilalang
pada pegunungan, pada hutan, pada jalan-jalan metropolitan
pada kepala-kepala yang termangu?

Nelangsa atau bahagia?

Langit dan alam ikut berduka,
ucap seorang pria di hadapan nisan wanitanya.

Di tempat lain
seorang ibu memeluk erat-erat anak lelakinya
yang baru kembali dari negeri orang.
Langit ikut berbahagia bersama kami,
ucapnya.

Jadi nelangsa atau bahagia?

Untuk menjawabnya mungkin
kita harus menampung air mata langit pada tempayan
lalu memandang wajah dalam tempayan lekat-lekat.
Nelangsa atau bahagia?

---

kota daeng, 27 november 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline