Aku mencari kisah kita di halaman-halaman buku romansa. Mencari berhari-hari lamanya tapi tak kunjung kutemukan.
Aku pun bertanya pada pembatas buku demi pembatas buku. Tapi semuanya termangu, mirip ahli nujum yang kehilangan penglihatan.
Atau apakah aku mencari pada buku yang salah?
Di lemari masih ada buku tentang elegi, komedi, patah hati dan buku-buku yang lain. Tapi aku memang tidak ingin mencarinya di antara buku-buku itu. Aku takut akan benar-benar menemukannya di sana.
Jadi aku berdoa pada penguasa semesta untuk memberitahu kebenaran tentang kisah kita.
Di ujung malam, angin kencang berhembus menembus jendela dan memporak-porandakan buku-buku dalam kamarku. Tiupannya yang deras menyibak halaman demi halaman buku-buku itu.
Setelah badai singkat itu reda, aku menyadari sesuatu. Huruf-huruf dari dalam buku telah tumpah dan berceceran di seluruh kamar, membentuk tulisan demi tulisan ...
di atas lantai
di kusen jendela
di meja