Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Memelihara Harapan di Dalam Dada

Diperbarui: 17 Oktober 2022   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh StockSnap dari pixabay.com

Kadang
harapan itu seperti berkas cahaya pelita
dan kita adalah musafir-musafir yang berkelana di malam gelap gulita.
Sekalipun kecil dan bersahaja
harapan selalu bisa menuntun kita melewati masa-masa paling gelap
dalam kehidupan.

Tapi apa yang terjadi jika cahaya itu padam
dan fajar belum datang?

Kita bisa terus melangkah tanpa arah
dan kita akan tersesat dalam kepala kita sendiri
terantuk
jatuh
berteriak karena dicekik tangan-tangan malam
terengah-engah
lalu hilang ditelan gelap yang tidak berujung.

Atau kita bisa diam
menutup kedua mata agar bisa melihat jauh ke dalam hati.
lalu menunggu ...
menunggu musafir pembawa cahaya lain yang akan melintas
atau menunggu fajar merekah di batas malam.

Kita menunggu
menunggu dengan setia.

Dan lihat ...
pelita kita telah kembali bernyala.

---

kota daeng, 17 oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline