Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Lupus, Karya Manis Almarhum Hilman Hariwijaya untuk Remaja Indonesia

Diperbarui: 11 Maret 2022   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari entertainment.kompas.com

Saya tahu kabar duka kepulangan Mas Hilman Hariwijaya dari lini masa Twitter, dikicaukan oleh akun Gramedia Pustaka Utama. Saya ingat lagi, novel Lupus yang fenomenal itu memang besar dari dapur cetak Penerbitan Gramedia.

Kabar duka tersebut, ditambah ucapan-ucapan duka dari warganet membuat ingatan saya loncat ke masa bertahun-tahun silam, di masa SMU dan kuliah. Saat itu Lupus menjadi kisah teenlit favorit saya. Saya mulai berkenalan dengan Lupus tahun 2000-an, sejauh ingatan saya. Cukup terlambat karena novel pertamanya rilis sejak tahun 1987.

Pembaca harap maklum, karena saat itu distribusi buku-buku bacaan tidak selancar saat ini terutama untuk kami yang tinggal di pelosok. Itu pun novel Lupus pertama saya (lupa judulnya) dapatnya karena meminjam punya teman. Saat kuliah di Makassar barulah mulai membeli beberapa bukunya dari hasil menyisihkan uang saku atau beasiswa dari kampus.

Sejak berkenalan dengan Lupus dan mengikuti sejumlah novelnya, saya pun mengenal berbagai karakter unik di sana. Lupus yang jadi tokoh sentral cerita adalah anak yang cuek, konyol, lucu tapi pintar, favorit cewek-cewek. Makanya banyak cewek yang jatuh hati kepadanya.

Ada Boim yang agak slengean dan selalu jadi korban penderita keusilan kawan-kawannya. Kemudian ada Gusur, teman Lupus yang paling nyastra dan paling doyan makan. Ada Fifi Alone, cewek yang terobsesi jadi selebritis. Ada Poppy, cewek pandai dan manis, cinta sejati Lupus, sayangnya kisah cinta mereka putus sambung seperti layangan.

Masih banyak karakter lain yang sudah samar-samar dalam ingatan. Bapak saya yang pensiun guru SMP pun punya tokoh favorit karena juga suka membaca beberapa novelnya. Tokoh favoritnya itu Mr. Punk, guru Fisika di SMA Merah Putih. Nama aslinya Pangaribuan, tapi namanya suka diplesetkan Lupus dan kawan-kawan karena masuk hitungan guru killer di sekolahan

Karakter demi karakter unik yang selalu sukses bikin senyum-senyum sendiri tidak bisa lepas dari tangan dingin seorang Hilman.

Tapi selain konyol dan kocak, beberapa kisah juga berhasil bikin kita ikut terhanyut. Saya pribadi suka dengan tarik ulur percintaan ala remaja pada hubungan Lupus dan Poppy. Kadang seperti saling cuek, tapi sejatinya mereka saling mencintai satu sama lain.

Tangkapan layar lini masa Twitter akun Gramedia Pustaka Utama. Gambar: Dokumentasi pribadi

Di luar plot ceritanya, hal lain yang membuat saya betah membaca Lupus adalah menjadi lebih paham dinamika kehidupan khas remaja di metropolitan. Cerita Lupus mengambil setting kota Jakarta dan sekitarnya. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja yang tumbuh dan besar di daerah yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline