Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Perempuan yang Menambal Masa Lalu

Diperbarui: 9 Maret 2022   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari pixabay.com

Seorang perempuan sedang menambal masa lalu.

Koyak demi koyak dijahitnya dengan hati-hati, seolah seluruh hidupnya bergantung pada jalinan benang dan kain-kain tambalan yang menutupi koyak-koyak itu.

Sesekali dipandanginya lekat-lekat segala jahitan dan kelim yang terbentuk, memastikan tidak ada pekerjaan yang salah atau terlewatkan.

Hari perkawinannya akan tiba tidak sampai satu purnama lagi. Masa lalu yang sedang ditambal akan dianggitnya menjadi sebuah baju pengantin. Tidak mewah memang, tapi dia ingin mengenakan pakaian itu saat hari bahagia tiba agar tamu-tamu memandangnya sebagaimana mestinya.

Sayangnya, pengantin pria ingin memakai jas yang dijahit dari masa kini dan calon ibu mertua ingin mereka menggunakan pakaian pengantin yang dijahit dari masa depan.

Dalam kegamangan, dia mencoba mengingat-ingat raut almarhum ayah dan ibunya yang pergi saat dia masih sangat belia.

Jika mereka masih hidup, setelan pengantin seperti apa ya yang mereka inginkan? tanyanya pada diri sendiri.

Perempuan yang sedang menambal masa lalu tiba-tiba menjerit karena ujung jarum baru saja menggores kulit telunjuknya. Dia pun buru-buru mengambil kapas untuk membersihkan jarinya dari cucuran darah lalu menempelinya dengan plester luka.

Ah, plester luka itu tidak sendiri. Rupanya nyaris seluruh jari-jarinya sudah terluka.

---

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline