Hujan turun malu-malu sore ini. Di bawah payung biru, Lorenza melangkah tergopoh-gopoh meninggalkan mobil, menuju ke pintu masuk sebuah minimarket.
Dua hari lalu dia baru saja menyelesaikan masa hukumannya sebagai terpidana pada sebuah kasus korupsi.
Ukuran waktu sebenarnya relatif. Tapi buat Lorenza, 10 tahun bukan waktu yang singkat. Begitu banyak hal yang berubah di sekitarnya dalam kurun waktu tersebut. Tidak ada lagi wajah-wajah yang sama karena semuanya telah diubah usia.
Begitu juga dengan suasana kota. Lahan-lahan yang tadinya kosong kini dipenuhi pencakar langit. Jalanan yang dulu masih lengang kini semakin padat karena dipenuhi kendaraan siang dan malam
Minimarket langganannya ini pun ikut berubah. Seingatnya, 10 tahun yang lalu areal minimarket kurang lebih setengah dari ukurannya saat ini. Di depan minimarket saat ini juga muncul gerobak-gerobak jualan. Ada coffee shop kecil-kecilan, ada gerobak ayam goreng crispy dan gerobak penjual minuman Thai tea. Singkat kata, banyak hal yang berubah.
Setelah meletakkan payungnya di dalam tempat khusus yang disiapkan petugas minimarket, dia mendorong pintu kaca dan masuk ke dalam dengan hati-hati. Dia tidak ingin memancing perhatian orang lain, sehingga bepergian memakai jaket hoodie dengan tudung jaket yang tidak pernah dilepas dari kepalanya, juga memakai masker tebal dan kaca mata sebagai tambahan aksesoris.
Tapi ... sepertinya "penyamaran" itu tidak bisa mengecoh semua orang.
Saat sedang hunting belanjaan di antara rak-rak cemilan, suara cempreng yang terdengar tiba-tiba hampir membuat jantungnya melompat keluar.
"Kak Lorenza, ya?!"
Seorang gadis ABG dengan rambut dikuncir ke belakang, sekonyong-konyong berdiri di depannya.