Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Kasih Tak Sampai

Diperbarui: 5 Maret 2022   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar untuk puisi Kasih Tak Sampai dari pixabay.com

Seorang lelaki muda sedang jatuh cinta.
Dia belajar mengecap manis cinta yang serupa madu
mengisi seluruh sel-sel tubuhnya dengan kebahagiaan
dan membuat langit-langit dunianya penuh warna.

Sayangnya hanya kepada buku harian
dia berani mengungkap cinta itu.
Dia takut madu yang manis berubah menjadi racun getir
ketika cinta yang terungkap ternyata mematahkan hatinya.

Puisi-puisi cintanya telah memenuhi buku demi buku
sampai dia menyadari cinta tidak semanis dulu lagi
cinta telah menjadi hambar
menjadi racun yang mematahkan hatinya
ketika dipandangnya gadis pujaan hati
bergandengan mesra bersama lelaki lainnya di bangku taman.

Dia pun merobek halaman-halaman buku hariannya
membuang puisi-puisinya ke dalam bara api
sebagian lagi dihanyutkan ke sungai
lembar puisi yang tersisa diubahnya menjadi origami pesawat
lalu diterbangkan ke langit yang hanya berwarna hitam dan putih.

Salah satu pesawat kertas jatuh ke kamar tidur sang gadis
tepat di atas lembar-lembar surat cinta
yang tidak pernah sampai ke penerimanya.

---

kota daeng, 5 maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline