Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Burung Hantu Penunjuk Jalan

Diperbarui: 8 Februari 2022   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar untuk dongeng Burung Hantu Penunjuk 

Adalah Hutan Terlarang, julukan untuk hutan yang membentang luas di bagian utara Kerajaan Galantis. Tidak ada yang tahu awal mula pemberian nama itu. Konon, sebelum menjadi hutan lebat seperti saat ini, tempat itu adalah sebuah kerajaan besar nan masyhur sampai seorang penyihir sakti mandraguna mengutuk kerajaan tersebut.

Hutan terlarang ini begitu lebat. Cahaya matahari nyaris tidak mampu menembus rimbunnya pepohonan. Mereka yang ingin melewati hutan itu harus hafal jalur-jalur perjalanan di bawah lebatnya pepohonan agar tidak tersesat. Ini sepertinya yang menjadi asal mula julukan tersebut.

Untunglah ada seekor burung hantu ajaib yang sering muncul di persimpangan-persimpangan jalan di tengah hutan. Burung hantu tersebut bisa bercakap-cakap seperti manusia. Orang-orang yang melintasi hutan dapat menanyakan arah yang mereka tuju dan burung hantu akan menjawab mereka dengan senang hati. Mereka cukup memberi sepotong ikan atau makanan burung hantu lainnya sebagai imbalan.

Tidak ada yang tahu sudah berapa lama burung hantu ajaib tersebut menjadi penunggu hutan. Namun kisah tentang burung hantu penunjuk arah tersebut sudah tersebar dari mulut ke mulut, sehingga siapapun yang akan bepergian melintasi hutan terlarang sudah menyiapkan perbekalan secukupnya.

"Ada yang bisa dibantu, Tuan?" demikian sapaan khas burung hantu ajaib.

Saat para pelintas menyebut tujuannya, burung hantu pun segera menunjukkan arah yang harus dituju.

"Arkagopus?.... hmm, kota kecil ditepi sungai Teres, bukan? Belok kiri, Tuan, lalu berjalanlah menyusuri barisan pohon Alder, lurus terus sampai ke tepi hutan. Susurilah sungainya ke arah matahari terbenam. Mestinya tidak sampai sehari anda sudah berada di gerbang Arkagopus."

"Oh ya, anda punya tikus atau ikan?" ucap burung hantu lagi.

Para pelintas merogoh kantong kainnya dan melemparkan ikan segar ke arah burung hantu yang dengan sigap menangkapnya.

Seperti itu peristiwa yang sudah sering terjadi. Burung hantu memberi arah kepada siapapun yang sampai ke tengah hutan dan kebingungan memilih jalan berikutnya: rombongan pedagang sutra, musafir, para rahib, prajurit kerajaan, rombongan sirkus dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline