Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Menghitung Bulan

Diperbarui: 27 Mei 2021   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar untuk Puisi: Menghitung Bulan dari pixabay.com

Malam,
aku menghitung bulan yang jatuh ke pelukanmu
dan membandingkannya dengan air mata
yang jatuh dalam senyapku.

Kadang aku bisa larut dalam hening
membiarkan jiwa jadi kain yang diukir lilin dari canting
tapi kadang aku sesak dibekap amarah
isi kepala hendak meledak dan tumpah ke atas tanah.

Menyesal
mungkin bukan kata yang layak hari ini
tapi percayalah
ini telapak tangan berlumur darah
kerap menyulam mimpiku
bermalam-malam.

Seandainya aku tidak membutuhkannya
untuk menoreh cacah di atas tembok derita
mungkin sudah lama hidupnya
berakhir di dalam tempat sampah.

Malam,
bisakah engkau menghitung asa
yang jatuh dalam mimpi anak-anakku?
Karena aku tidak bisa melakukannya
dari sini
dari balik jeruji. 

--- 

kota daeng, 27 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline