Buku-buku itu
mereka seperti cermin yang menunjukkan sisi lain diri kita.
Saat membaca novel fantasi
aku jadi tahu begitu rigid-nya diriku
saat membaca buku sejarah
aku jadi sadar idealismeku kadang menyesatkan
saat membaca buku sains
aku jadi paham kebodohan berbahaya dipelihara
saat membaca kitab suci
aku jadi teringat dosa-dosaku
saat membaca buku wirausaha
aku jadi tahu betapa malasnya diriku
saat membaca buku ekonomi
aku mulai mengingat utang-utang pada sahabatku
saat membaca buku filsafat
aku paham begitu dangkalnya cara berpikirku.
Akhirnya aku meninggalkan buku-buku itu
membiarkan mereka di sudut kamar
berhari-hari
berbulan-bulan
tidak tersentuh.
Sampai pada suatu malam yang sepi
buku-buku itu menggerayangiku
menindihku yang tidak berdaya di atas kasur
melucuti satu per satu pakaianku
lalu mulai membaca membaca diriku yang polos sepuasnya.
Ada yang aneh!
semua halaman
buku-buku yang terbuka mengelilingiku
kosong melompong tanpa tulisan satu aksara pun
ke mana tulisan-tulisan itu pergi?
Praang!!
suara cermin pecah membangunkanku.
Ah,
syukurlah semuanya baik-baik saja.
Buku-buku itu
mereka masih duduk manis di sudut kamar
menanti untuk dibuka kembali.
---
kota daeng, hari buku nasional 2021