Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Babi Ngepet

Diperbarui: 28 April 2021   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi untuk puisi Babi Ngepet. Gambar dari pixabay.com

Seekor babi jadi pesakitan
karena kemerdekaannya baru saja ditukar dengan kerangkeng bambu.

Dia berteriak-teriak membela diri
tapi percuma
teriakannya kalah oleh teriakan puluhan manusia di sekelilingnya
riuh rendah
seperti prajurit yang baru saja menang perang.

Babi tertunduk nelangsa
setelah ujung matanya menangkap kilatan golok raksasa
dan sorak sorai prajurit semakin membahana.

Dari kejauhan
babi lainnya mengintip hati-hati
Ah, seharusnya aku yang berada dalam kurungan itu, batinnya.

Babi itu menggerak-gerakkan mulutnya
lalu
hup! menghilang dalam sekejap.

Seorang lelaki brewok bertampang sangar
muncul dari belakang keramaian.
"Biar aku saja!" serunya pada lelaki yang memegang golok

Golok pun berpindah tangan.

Babi pesakitan mengendus
dan memandang heran pada lelaki brewok
mereka sama-sama bau babi
tapi mengapa manusia-manusia itu tidak menyadarinya?

Riwayat tentang babi ngepet pun menghilang
seiring golok yang berayun garang.

--- 


kota daeng, 28 April 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline