Kamu di mana saat api berkobar?
Asap hitam butakan mata kami
hingga tak lihat ke mana kau sembunyi.
Raung mobil pemadam tulikan telinga kami
hingga tak bisa dengar suaramu lagi.
Panas lepuhkan kulit kami
hingga tak sanggup menerobos tiang-tiang api.
Kami berharap kau baik-baik saja di dalam sana.
walau harus menunggu berhari-hari untuk memastikannya.
Dari balik jendela kamar
kami hanya mampu panjatkan doa samar-samar
agar setelah api dan dendam padam
kamu hadir seperti dian di bawah langit malam
dan pada waktunya akan jadi bagaskara yang mengusir kelam.
Jaga dirimu baik-baik, wahai Kebenaran.
---
kota daeng, 23 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H