Huruf-huruf yang pernah engkau torehkan
sedang berduka cita.
Mereka mencintaimu dengan sederhana
seperti kembang ilalang mencintai angin senja
yang membawanya ke tepi pantai
di bawah bulan setengah purnama.
Seperti embun yang mencintai pagi
dan obrolan hangat
di atas cangkir-cangkir teh yang mulai kosong.
Mereka sedang berdoa
berharap engkau setia menorehkan huruf-huruf lainnya
yang akan menjadi lautan syair
walaupun pada benua yang berbeda.
Mereka mencintaimu dengan sederhana
seperti puisi terakhir yang mencintai pujangganya.
---
Rest in Peace Sapardi Djoko Damono
kota daeng, 20 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H