Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Mau #BoikotTVRI Gara-gara Twit Lawas Iman Brotoseno?

Diperbarui: 29 Mei 2020   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewan Pengawas melantik Iman Brotoseno menjadi Dirut TVRI yang baru. Gambar dari money.kompas.com

Sampai tulisan ini dibuat, tagar #BoikotTVRI masih bertengger di tangga trending topic twitter tanah air. Entah siapa persis yang pertama kali menyundulnya, tapi jika mengintip sejumlah twit yang menyematkan tagar ini, kita bisa mengira-ngira apa yang menjadi pemicu utamanya.

Dua hari lalu (27/5), Iman Brotoseno (IB) diangkat menjadi Direktur Utama TVRI, menggantikan Helmi Yahya berdasarkan Keputusan Dewan Pengawasan Lembaga Penyiaran Publik TVRI. Masa kerja sineas lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini sebagai Dirut sampai pada tahun 2022 nanti.

Sepertinya tagar #BoikotTVRI ini adalah buah ketidakpuasan sejumlah pihak terhadap keputusan Dewan Pengawas TVRI tersebut. Buktinya sebagian cuitan yang menyematkan tagar tersebut mengutip kembali sejumlah twit lawas IB yang memang cukup nakal dan vulgar.

Ini salah satu contohnya,

Tangkap layar twit lawas IB dengan tagar #BoikotTVRI. Gambar dokpri

Ada juga yang menuding IB bukan sosok yang layak memimpin stasiun televisi milik negara tersebut karena pada masa lalu pernah menjadi kontributor untuk majalah Playboy Indonesia.

Tentu saja setiap orang memiliki hak mengemukakan pendapat dan sikap. Tapi apa iya mesti harus dengan memboikot TVRI?

Kalau memang yang bermasalah Dirutnya, ya jangan lembaganya yang mau dijatuhkan. Apalagi kalau sampai gema ajakan boikot-memboikot ini benar-benar memberi pengaruh pada penonton setia TVRI, sedangkan yang mengajak boikot jangan-jangan menonton siarannya saja sudah tidak pernah lagi. 

Saya contohnya. Jangankan menonton TVRI, nonton siaran televisi saja sudah jarang sekali. Kalau dihitung-hitung, waktu yang dihabiskan di depan Youtube bisa lebih lama dari waktu untuk menonton TV.

Selain itu, menghakimi sosok IB dengan hanya merujuk pada cuitan-cuitan lawasnya, atau karena pernah menjadi kontributor majalah dewasa, kurang fair rasanya. Sejauh pengamatan saya, cuitan yang diangkat pada tagar tersebut rentang waktunya antara tahun 2010-2013, sudah lebih dari tujuh tahun yang lalu lamanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline