Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Sajak Kumbang dan Melati

Diperbarui: 13 Maret 2020   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari theartsherpa.com/

/sajak kumbang kepada melati
Sungguh elok rupamu, wahai Jelita
seperti mentari pagi cerah merona
bolehkah aku mengecap
setitik keindahan semesta dalam dirimu?

/sajak melati kepada kumbang

Siapakah tidak mengenal dirimu, wahai ksatria pengelana?
kau arungi pantai dan lembah
bukit dan samudra
apa gerangan yang membuatmu sudi ke tamanku?

/kumbang

Jangan merendah, wahai jelita
telah kudengar elok parasmu dari seberang benua
mari berbagi kisah
ceritakanlah keindahanmu
akan kuceritakan petualanganku.

/melati
Wahai ksatria
aku ...
hanyalah keindahan yang dititipkan pada musim yang fana
apalah arti paras yang elok
semarak merona
jika pada saatnya tiba
aku hanyalah kisah yang diembuskan angin senja.

/kumbang

Sekalipun hanya seusia musim
keindahanmu bukan fatamorgana
sedangkan aku ...
hanyalah pengelana
yang mencari arti kehidupan di siang hari
dan merenungkannya di malam hari.
Aku telah melihat tegarnya pegunungan
ganasnya badai topan
danau di sebelah lembah yang berkontemplasi
atau riak-riak sungai yang menyanyikan balada pagi.
Tapi tanpa arti kehidupan
semuanya itu hanyalah fatamorgana.

/melati

Ksatria yang malang
jangan terlalu keras pada dirimu sendiri.
Mari
mari bersandar di dekapanku
kita berbagi keindahan
cinta
amarah
bahagia
luka
dan semua yang kita butuhkan untuk memberi makna.

/kumbang

Bersediakah dikau menemani jiwa yang lelah ini
sampai musim berakhir
dan keindahanmu menjadi kisah yang diembuskan angin senja?

/melati

...
jawabannya ada di dalam hatimu
...

---


kota daeng, 13 Maret 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline