Seandainya puluhan kelopak mawar yang ditabur Jelita di atas ranjang pengantin bisa bicara, mereka pasti akan mengeluh kedinginan. Jelita memang mengatur suhu air conditioner kamar bulan madu mereka lebih dingin. Dia sengaja, agar saat masuk ke kamar nanti, Bayu cepat-cepat mencari kehangatan dalam pelukannya.
Saat ini Bayu sedang bersama Mr.Chang di lobby hotel. Pria asal Singapura itu adalah salah satu klien penting di perusahaan tempat Bayu bekerja. Relasi mereka cukup dekat sehingga Mr. Chang ingin bertemu Bayu secara pribadi untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya sekaligus meminta maaf karena tidak bisa hadir saat pernikahan berlangsung.
Tapi jarum jam semakin menanjak. Malam semakin larut dan beberapa kelopak mawar mulai kuyu karena tak tahan dingin lagi. Jelita pun mengambil handphone untuk mengirim pesan kepada Bayu, tapi baru sadar, Bayu meninggalkan handphone-nya di atas meja rias.
Pintu diketuk. Jelita tidak jadi kecewa. Dengan girang dia berlari ke pintu dan mengintip. Ah, dia memang harus kecewa. Di luar pintu ternyata petugas hotel yang mengantar pesan pada secarik memo dari Bayu untuknya.
Maaf sayang,
Saya keluar sebentar ngantar Mr.Chang beli oleh-oleh dulu. Gak jauh dari hotel kok tempatnya. Paling lama setengah jam lagi sudah balik.
Love You
Demikian pesan pada memo itu. Jelita menyunggingkan senyum. Setengah jam tidak akan terasa. Dia lalu memunguti kembali kelopak-kelopak mawar yang sudah layu dari ranjang pengantin dan menaburkan yang baru.
***
Jarum jam semakin menanjak dan pada akhirnya malam sampai pada puncak tahtanya. Kelopak-kelopak mawar di atas ranjang pengantin sepertinya harus kembali layu tanpa menjalankan perannya sebagai pemanis malam ini. Setengah jam lalu air conditioner dimatikan, begitu juga lampu-lampu kamar, karena Jelita harus meninggalkan kamar dan hotel segera.