Setelah beberapa waktu terakhir ini Sunda Empire bikin heboh masyarakat se-Indonesia Raya, akhirnya petinggi organisasi atau gerakan itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian. Para petinggi "empire" yang ditetapkan sebagai tersangka adalah RRN yang menjabat sebagai kaisar, NB yang menjabat perdana menteri dan KAR atau Rangga yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal.
Dasar penetapan tersangka tersebut adalah adanya alat bukti dan sejumlah keterangan para ahli. "Hasil keterangan ahli dan alat bukti, penyidik berkesimpulan kasus ini memenuhi unsur pidana sesuai Pasal 14 dan 15 dengan sengaja menerbitkan keonaran dan menyebarkan berita bohong," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes ujar Saptono Erlangga saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Selasa (28/1) sebagaimana dikutip portal kompas.com.
Polisi juga sudah meminta keterangan dari Kesbangpol Provinsi Jawa Barat dan menemukan Sunda Empire tidak terdaftar sebagai organisasi di Kesbangpol Jawa Barat. Sunda Empire sudah sampai di Aceh Utara dan fakta serupa (tidak terdaftar sebagai organisasi) juga datang dari Kesbangpol Aceh Utara.
Nah, dengan status tersangka para petinggi, akankah ini akan jadi akhir jejak organisasi tersebut? Bisa iya bisa tidak!
Dengan penetapan status tersangka, apalagi dengan tuduhan menyebarkan berita bohong, mereka pasti tidak akan bisa bicara dan melakukan aktivitas sebebas sebelumnya lagi. Dengan demikian pergerakan organisasi Sunda Empire akan terhenti dan para pengikut atau barisan di belakang para petinggi akan bubar teratur. Ini mirip dengan memutilasi bagian kepala dari tubuh, sehingga tak lama kemudian tubuh akan mati.
Tapi tidak menutup kemungkinan masih akan terus ada empire-empire-an yang lain bermunculan di tengah-tengah kita, berkaca dari munculnya Sunda Empire yang diembuskan beritanya oleh media, sehingga menjadi konsumsi masyarakat luas. Sebagian orang mungkin menganggap gerakan itu hanya lelucon, tapi tidak demikian dengan masyarakat yang sejak awal dan belakangan bergabung di dalam gerakan dan mengamini apa yang dikatakan para petinggi gerakan.
Selama ini mereka juga mendapat "angin segar" karena mendapat porsi pemberitaan yang besar hingga menjadi perbincangan hangat dalam masyarakat. Petingginya bahkan sampai diundang untuk jadi narasumber pada salah satu talkshow di TV nasional. Kiat "mencerdaskan" masyarakat yang luar biasa, bukan?
Tapi yah, paling tidak kita bisa mengambil sedikit pelajaran dari berita ini. Tidak selamanya petinggi itu punya posisi yang aman. Lihat, Kaisar saja bisa terkena kasus dan terancam pidana, apalagi hanya masyarakat jelata. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H