Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Cerpen | Diawali Hujan Bulan Oktober

Diperbarui: 9 Oktober 2019   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari hamiltonkent.com

Untuk pertama kalinya, hujan jatuh dari langit kota kami. Hujan perdana mengguyur metropolitan selama kira-kira sepuluh menit. Tapi kehadirannya yang singkat sudah mengubah banyak hal.

Udara panas bulan Oktober telah berganti kesejukan yang membelai pori-pori. Sejumlah sisi jalanan tergenang. Di aplikasi peta kota, beberapa ruas jalan memerah pertanda volume kendaraan meningkat. Tanah becek. Office boy cepat-cepat meletakkan kardus-kardus bekas di pintu kantor terluar.

Aku membuka laci meja kerja paling bawah. Memindahkan beberapa buku dan mengambil mantel hujan bermotif polkadot dari situ. Aku menyimpannya di tempat itu berbulan-bulan yang lalu.

Ternyata kehadiran hujan tidak mengubah segalanya, masih ada yang terlihat sama. Caramu memandangku masih sama, juga raut wajahmu saat cemas. Kali ini kamu cemas bukan karena laporanmu direvisi gila-gilaan oleh General Manajer, tapi kamu cemas karena langit semakin berwarna kelabu pekat di atas sana.

"Nit, pulang yuk. Aku bonceng," ajakku.

Jarum jam memang sudah bergerak cukup jauh dari angka lima.

Kamu kembali menatapku. Dari tatapan itu aku membaca jawaban iya, tetapi bersama segumpal sangsi.

"Aku gak bawa jas hujan, Jo," sahutmu.

Aku pun mengangkat mantel polkadot. "Ini ada."

"Lah, itu bukannya punya Marni?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline