Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Move On dari Spender Menjadi Saver

Diperbarui: 27 Juli 2019   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar dari https://ueat.utoronto.ca

Istilah saver dan spender ditulis oleh Dwita Ariani dalam bukunya Your Money Your Attitide. Terminologi Saver dan Spender mengacu pada karakter manusia terkait kebiasaan mengelola keuangan pribadinya. Sebenarnya masih ada dua karakter lainnya lagi, yaitu Avoider dan Monk. Tapi untuk ulasan kali ini kita akan membahas lebih banyak karakter saver dan spender yang saling bertolak belakang satu sama lain.

Spender adalah istilah untuk mereka yang sangat senang berbelanja dan menghabiskan uang. Mereka sering mengeluarkan uang tanpa banyak perhitungan, seolah-olah kita hidup hanya untuk hari ini saja. Mereka biasa membela diri dengan pemikiran, kita sudah capek-capek bekerja mencari uang, mengapa harus ragu menghabiskannya?

Uang bagi mereka lebih sering diperlakukan sebagai alat tukar untuk memuaskan keinginan belaka. Jika tidak bisa berbelanja secara tunai, ada kartu kredit yang selalu siaga di dompet mereka.

Akibatnya para spender seringkali tidak memerhatikan aspek-aspek pengelolaan keuangan yang lain seperti investasi, pengelolaan utang piutang dan sebagainya. Tanpa manajemen keuangan yang baik, mereka akan sering terjerat utang yang imbasnya bisa lebih luas dalam kehidupan mereka.

Sebaliknya, saver adalah mereka yang penuh analisis saat melakukan pengeluaran. Para saver menyadari hidup bukan untuk sehari saja, tetapi masih ada hari-hari lain di depan. Bagi mereka, semakin banyak uang yang bisa dihemat, berarti semakin banyak yang bisa dialokasikan untuk tabungan sebagai bekal di hari mendatang.

Mereka sangat pakar dalam urusan berhemat. Mereka sering memesan menu yang paling murah saat berada di restoran, bahkan berpikir keras untuk mencari kiat menghemat uang parkir saat bepergian. Akibatnya orang lain kadang memberi penilaian kalau orang-orang saver ini bersifat kikir.

Bentukan Masa Lalu

Seperti halnya karakter manusia yang lain, karakter spender dan saver pun tidak lahir begitu saja. Karakter ini adalah hasil bentukan dari kebiasaan-kebiasaan hidup selama ini, endapan pengalaman masa lalu dan konsep-konsep berpikir yang diperoleh dari lingkungan.

Misalnya, seorang anak kecil melihat gerobak es krim lewat di depan rumahnya lalu meminta uang kepada orangtuanya untuk membeli es krim tersebut. Tanpa banyak komentar, orangtua memberikan uang belanja kepada anak tersebut.

Di lain waktu, saat keluarga sedang berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Anak tersebut melihat mobil-mobilan remote control yang mahal dan menginginkan mainan tersebut. Tanpa banyak komentar, orangtua si anak segera membawa mainan ke kasir, membayarnya dan membawa mainan tersebut pulang ke rumah. Banyak permintaan-permintaan lain si anak yang langsung dikabulkan oleh orangtuanya tanpa banyak memberi masukan balik kepada si anak.

Memang orangtua mengabulkan permintaan si anak karena rasa sayang. Tapi apa yang terjadi dalam perkembangan jiwa si anak? Dia akan menganggap bahwa keinginannya akan selalu dipenuhi dan uang adalah alat yang tepat untuk memuaskan keinginan-keinginannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline