Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Belajar dari Blunder Pak Prabowo di Rumah Duka Cikeas

Diperbarui: 4 Juni 2019   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2

Saya juga diberitahu bahwa ibu Ani mendukung saya, 2014 dan 2019 pilih saya, jadi ya saya merasa ... saya bisa dapat merasakan bagaimana pak SBY sekarang ini.

Saling mengunjungi atau silaturahmi sudah jadi budaya bangsa, terutama dalam suasana duka cita. Oleh karena itu saat Pak Prabowo tidak hadir di Singapura pasca berpulangnya ibu Ani Yudhoyono seperti halnya beberapa elite politik yang lain, masyarakat merasa ada yang kurang. Masyarakat rindu melihat melihat tokoh-tokoh bangsa akur satu sama lain. Idealisme boleh berbeda, tapi kerukunan tetap harus dijunjung tinggi.

Oleh karena itu kehadiran Pak Prabowo di Puri Cikeas untuk menyampaikan bela sungkawa membuat suasana jadi lebih baik. Syak dan prasangka sebagian orang bahwa Prabowo dan SBY sedang kurang harmonis, bisa terbantahkan. Prabowo bahkan juga berkesempatan menyampaikan ungkapan dukanya di depan puluhan mata kamera.

Mestinya kesempatan itu dapat digunakan dengan baik untuk menyampaikan kata-kata duka cita yang sejuk tetapi memberi kekuatan kepada orang-orang terdekat yang ditinggalkan almarhumah. Di sisi lain, momentum ini juga dapat digunakan untuk menularkan suasana kondusif kepada seluruh bangsa. Kita tahu sebagai elite politik dan salah satu kontestan pilpres, gerak-gerik pak Prabowo akan selalu menyita perhatian dari pendukung maupun bukan pendukungnya.

Sayangnya, harapan-harapan di atas tidak menjadi kenyataan. Pak Prabowo keseleo lidah di akhir statement-nya. Transkrip ucapannya di akhir-akhir statement sudah saya tulis di awal artikel. Video statement tersebut pun menjadi viral di media sosial

Seperti sudah bisa diduga, blunder tersebut menuai kecaman dari warganet. Kurang etis rasanya menyampaikan ucapan duka cita dengan dibumbui oleh argument-argumen politik.  Hashtag #ShameOnYouPrabowo pun naik di tangga trending topic twitter malam tadi. Pak SBY yang biasanya hati-hati mengeluarkan argumen juga menanggapi statement Pak Prabowo itu secara blak-blakan.

"Ini hari yang penuh ... ujian bagi saya. Ibu Ani jangan dikait-kaitkan dengan politik. Jadi please saya mohon, statement pak Prabowo yang ibu Ani milih apa milih apa itu, itu tidak tepat dan tidak elok untuk disampaikan. Mohon itu saja, tolong mengerti perasaan kami yang berduka. Ibu Ani yang baru saja berpulang, jadi beliau tidak ingin dikaitkan dengan politik apapun," ucapnya pada awak media dalam video yang viral tersebut.

Selama ini Pak Prabowo cukup piawai menyampaikan orasi atau pidato. Coba simak pidato-pidato kampanyenya menjelang pilpres belum lama ini. Pak Prabowo selalu punya bahan bakar yang tepat untuk membakar semangat audiensnya. Tapi semestinya beliau bisa lebih memilah lagi kapan harus bersikap sebagai seorang politisi dan kapan harus bersikap sebagai public figure dalam situasi tertentu.

Mengatakan almarhumah memilihnya di tahun 2014 dan 2019 mengindikasikan Pak Prabowo  belum bisa sepenuhnya lepas dari hiruk pikuk pilpres dan masih mengkondisikan segala hal dengan perhelatan politik tersebut. Padahal saat itu dia sedang berada dalam suasana duka cita yang mestinya bisa meluruhkan sekat-sekat apapun termasuk sekat politik.

Akhirnya semoga blunder ini bisa ikut menjadi pelajaran bagi Pak Prabowo juga bagi kita sekalian. Kadang menjadi right man saja tidak cukup. Kita harus selalu mawas diri agar menjadi right man in right time and right place. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline