MATI itu bahasa takdir yang dibisikan dari sudut-sudut tebing dan lembah yang belum pernah kalian jelajahi. Tapi BENCI itu bahasa pilihan yang bisa kalian bungkam atau teriakan lantang-lantang dengan kekuatan kalian sendiri.
Hari ini kalian telah mempertemukan kedua bahasa, MATI dan BENCI.
Ah, rasakan sensasi rima dan aromanya.
Jika berbeda club sepakbola saja bisa bikin kalian mengundang MATI, tidak usah kaget dengan apa yang bisa kalian lakukan besok, Wahai anak-anak manusia, dengan berbeda suku, berbeda budaya, berbeda agama, berbeda pendapatan per kapita, berbeda asuransi, berbeda aroma ketiak, berbeda cara meludah, berbeda orientasi seksual, berbeda cara membalas chat, berbeda genre film, berbeda partai, berbeda Capres...
sebutkan lebih banyak lagi!
Tak bisakah sesekali kalian menggeser titik api dari mencari perbedaan menjadi mencari persamaan?
Jika masih terasa susah, tanyalah pada takdir.
---
palopo, 24 september 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H