Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Kita Terluka Lagi

Diperbarui: 11 Mei 2018   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari https://www.pinterest.com

Oleh sembilu di ujung malam
kita teteskan darah dan air mata
terluka lagi
tanpa tahu kapan pulih.

Kita hunuskan pedang
tapi dengan gelap di ujung mata
kita tidak benar-benar tahu
sedang memenangkan atau terkalahkan perang.

Apakah sekeping anti-klimaks drama berdarah
telah dapat jadi penawar perih luka?
Apakah tangisan bayi sang syuhada
sudah bisa merobek malam lelap kita?

Atau kembali terbenam dalam beku apatis
setelah kita mengubur lima bunga yang gugur?

Tidak!
Kita belum siap menang perang
jika rakyat masih saling sikat di jalan raya
dan tokoh masih saling cemooh di linimasa.

Kita tidak boleh berhenti bergerak
mencari kesadaran
sebab jika hanya bergeming di balik kebesaran nama bangsa
kita hanya menunggu ujung malam yang lain
menunggu sembilu yang lain
teteskan darah dan air mata lagi
kita terluka lagi.

Saat terbangun
luka kita telah begitu parah
dan kita saksikan berguguran segala
dalam gelap tanpa akhir
dalam perih tanpa ujung
sembari menutup lembar terakhir
sebuah buku sejarah.

---

kota daeng, 10 November 2018
anti-klimaks insiden Mako Brimob

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline