Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Kupu-kupu Putih

Diperbarui: 3 Agustus 2017   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari https://in.pinterest.com/

Kupu-kupu putih hinggap di daun hijau
mereka tertawa pada pagi yang terlambat sampai
tadi terlambat bus, katanya
gara-gara mencari kaos kaki yang hilang sebelah.

Kupu-kupu putih hinggap di langit biru
mereka menyapa samudra yang berenang buru-buru
tak boleh terlambat sampai pada senja, katanya
atau cahaya tembaganya jadi milik samudra sebelah.

Kupu-kupu putih hinggap di tepi bulan sabit
menemaninya menghitung bintang di dalam toples
tak boleh salah hitung, katanya
jika ada yang kurang matahari bisa marah besar.

Kupu-kupu putih hinggap di ujung kursi malas
menatap kakek lekat-lekat
mata terpejam dan setiap asap rokok kretek
diresapi dengan nikmat
keheranan.
Mengapa yang lain begitu sibuk mengejar waktu
tapi alam berhenti berjalan di rumah ini?

Kakek membuka pelupuk mata dan tersenyum damai
Waktu adalah ilusi, Nak
menipis saat dikejar
tapi melimpah saat kamu melepasnya

Kupu-kupu putih hinggap di tangan cucu kakek yang manis
lalu lipatan demi lipatan dibuka
kemudian ditutup kembali dengan pola berbeda
Kupu-kupu putih kini berubah jadi angsa putih.

---

kota daeng, awal Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline