Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Cerpen | Malam dan Hujan

Diperbarui: 2 Agustus 2017   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari https://www.newmediaresources.net/

Malam dan hujan adalah perpaduan yang manis, seperti lattedan jazzatau aku dan kamu. Apalagi hujan yang masih betah mengguyur kota membuat jalanan jadi seperti cermin panjang, memantulkan warna-warni lampu billboarddi pertokoan seberang. 

Di dalam caf yang hangat, kamu masih menggelayut manja.  Di depan grand piano, cowok tambun dengan jas kekecilan sedang melantunkan lagu Get Your Kick on Route 66dengan suara merdunya. Tetapi kamu terus merayuku untuk menyanyikan satu dua lagu.

"Malulah, Beb. Suara cowok itu lebih juara. Dinikmati saja," sahutku.

"Ah, kamu selalu merendah. Ayolah, Rik.... Kamu kan besok terbang ke Denpasar lagi. Hibur aku dong malam ini."

Aku tersenyum sambil mengelus rambutmu yang menebar aroma jasmine. 

"Di saja cuman dua hari kok. Kamu ini kayak mau ditinggal dua tahun saja."

Kamu tertawa kecil, lalu menghabiskan sisa latte coffee dalam cangkir sekali teguk. "Eh, kalau begitu temani aku cari kado, yuk. Besok Alfrida ultah. Aku hampir saja lupa tadi."

"Alfrida?" aku mengernyitkan kening.

"Temen arisan aku."

"Oh, baiklah. Aku selesaikan bill-nya dulu ya," sahutku.

Lima menit kemudian kita sudah menjejak areal parkiran caf. Kamu tiba-tiba menghentikan langkah sambil memperhatikan salah satu aplikasi perpesanan pada layar handphone-mu lekat-lekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline