Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi | Meditasi

Diperbarui: 25 Juli 2017   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (pxleyes.com)

Kendati dingin menjamah kalbu
malam masih merayu
mata masih terpejam dalam
dan napas masih terdiam.

Aroma keheningan menguar liar
jelajahi batas-batas kesadaran
lalu kembali untuk buktikan
jantung masih berdetak di luar.

Kita benci kesendirian
tapi tanpa disadari
kita semua adalah pecandu meditasi.

Kita biarkan kesadaran kita direnggut mayapada
untuk diombang-ambingkan di antara gemintang dan purnama
sementara raga dititipkan pada sepotong napas
yang hanya terdiam dalam lugas

Detak demi detak
adalah ritme semesta
sebagian bergerak dan sebagian terlelap.
tak ada ujung ritual kesenyapan ini.

Kita benci kesenyapan
tapi tanpa disadari
kita semua adalah pecandu meditasi.

---



kota daeng, 23 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline