Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Cerpen | Pak Tua Telah Lelah

Diperbarui: 1 Juni 2017   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari: https://www.shutterstock.com

Semestinya Pak Tua saat ini sedang menikmati masa senja yang bahagia. Dikelilingi oleh anak berbakti, cucu-cucu lucu yang menanyakan apa yang dilakukan Pak Tua dan siapa saja di sisi Pak Tua dalam album foto, memperbanyak amal, menikmati perjalanan ke tempat-tempat yang belum dikunjungi, bersilahturahmi dengan kawan-kawan seperjuangan dahulu, menjadi penasehat paguyuban anak muda yang ingin bekerja membangun negeri atau sesuatu seperti itu.

Alih-alih menikmati investasi waktu dan finansial yang dibangun pada masa muda, Pak Tua kini malah mirip remaja labil yang suka mencari musuh dan menebar hoax di media sosial. Setiap hari dia berjalan kesana kemari, mengejar matahari yang tidak pernah kehabisan bahan bakar. Jika bertemu sanak dan kenalan yang menyapanya di tengah jalan, Pak Tua dengan semangat yang tak kunjung padam mengungkapkan idealismenya.

“Kita harus menghentikan matahari, dia adalah mata masa lalu dan mata masa sekarang yang bisa kita jadikan saksi untuk mengungkap kezaliman rezim ini.”

Sanak dan kenalan hanya mengangguk prihatin lalu membiarkan pak Tua meneruskan langkahnya. Mereka juga punya sesuatu yang harus dikejar di luar sana.

Tapi semakin lama pak Tua kelihatan semakin lelah.

Di ujung sore, dia tak mampu lagi memberikan perlawanan berarti saat petugas hukum membawanya di dalam kerangkeng. Dia lupa mengamankan jejak-jejak sindikat pada masa lalu saat dirinya masih memiliki pengaruh dalam ring pertama birokrasi yang saat ini dikutuknya habis-habisan.

“Apa yang kalian lakukan? Aku adalah orang besar, aku telah berjasa besar untuk negara ini!” cecarnya.

“Tentu… Jasa-jasa anda pasti akan dipertimbangkan hakim, Pak Tua,” sahut petugas dengan tenang seperti badai yang baru saja reda.

Sementara itu anak dan cucu yang ditinggalkan hanya bisa memandang kepergian Pak Tua dengan tatapan sedih. Mereka masih memiliki banyak pertanyaan mengenai album-album foto milik pak Tua.

---




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline