Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Cerpen | Tumbal Perang (2)

Diperbarui: 23 Mei 2017   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari: https://videogames.desktopnexus.com/

Cerita sebelumnya

“Ada apa, Raka?” Bares, Panglima perang kerajaan Thamekh ikut mengurungkan niat menerbangkan kembali naganya. Baru sekali ini dia melihat pandangan ragu di mata Raka.

“Maafkan kelancanganku, Panglima. Tapi sepertinya hanya aku yang bisa menghentikan perang yang dahsyat ini…”

Panglima terdiam.

Dua bulan yang lalu, Raka mencegat belasan begundal kerajaan Lordam yang masuk ke perbatasan tanpa izin dan mencoba menjarah beberapa benda pusaka kerajaan Thamekh. Mereka hampir berhasil membawa lari harta jarahannya ke dalam hutan terlarang sebelum berseteru dengan pasukan patroli yang dipimpin oleh Raka.

Pertempuran hebat tak terhindarkan. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak, namun Raka dan pasukannya berhasil menumpas komplotan perampok itu. Beberapa orang berhasil melarikan diri tetapi harta jarahan berhasil diamanakan. Setelah pencegatan itu mereka baru mengetahui kalau ternyata yang mereka hadapi adalah prajurit-prajurit kerajaan Lordam, dan salah satu korban jiwa pertempuran itu adalah Pangeran kerajaan Lordam yang sedang bergabung dalam pasukan perampok.

Berita itu tentu menggemparkan kerajaan Lordam. Raja Zeikh yang memang terkenal lalim dan licik itu pun mengumpulkan sekutu-sekutunya untuk menggempur kerajaan Thamekh sampai berhasil menemukan pembunuh putranya.

Perang besar pun terjadi. Saat ini perang tersebut memasuki hari yang ketiga. Pasukan Thamekh masih bisa menahan gempuran pasukan Lordam, tapi menurut perhitungan Raka jika perang ini masih berlangsung sampai Ur terbit, keadaan bisa terbalik. Ur adalah julukan mereka untuk matahari planet Zemesis.

Saat ini seluruh pasukan Thamekh telah dikerahkan, sementara itu kerajaan Lordam masih memiliki banyak pasukan cadangan yang siap menanti diperintahkan. Dan Panglima Bares membenarkan.

“Kita harus menuntaskan perang ini, Raka. Saat ini iring-iringan pasukan dari kerajaan Zulu sedang menuju kemari.”

Raka menggeleng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline