Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Pelukis Langit: Kefanaan yang Indah

Diperbarui: 30 Maret 2017   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari: kabarmakkah.com

Sebelumnya Pelukis Langit: Gadis Berambut Merah

Lukisan-lukisan di dalam kamar ternyata jauh lebih banyak dan semuanya terlihat jelas tanpa penutup. Sebagian terpajang di dinding, sebagian tertumpuk di lantai, ada yang masih tergeletak di atas meja dan sudut-sudut kamar. Anehnya, semua lukisan tersebut bertema langit.

Satu-satunya penerangan dalam kamar berasal dari pelita yang diletakkan di atas meja rias searah kepala gadis yang tengah pulas di balik selimutnya. Tapi bukan masalah bagi mataku untuk melihat keindahan-keindahan pada lukisan itu dengan minimnya cahaya.

Hei… hei… itu seperti diriku!

Aku mendekat ke salah satu lukisan. Nampak di situ seorang pemuda duduk beralaskan awan, memakai baju zirah dari emas. Samar-samar aku melihat motif kepala Dophandi lengan zirah. Ini pakaian khas pemimpin Ephamus, dan tampang pemuda itu benar-benar seperti tampangku.

“Siapa anda, Tuan?”

Suara lirih itu mengejutkanku. Aku berbalik tiba-tiba sehingga menimbulkan suara gaduh di atas lantai kayu.

Gadis berambut merah itu telah berdiri tiga langkah dariku. Dia memegang pelita yang membuat wajahnya terlihat merona. Tidak ada raut wajah ketakutan di situ.

“Maaf… maafkan aku, Nona. Aku telah lancang…”

“Siapa anda, Tuan? Aku sepertinya sering memimpikan anda.”

“Namaku Endoras, aku… aku berasal dari Ephamus.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline