Hitam
putih
dunia kita.
Mata hati dan mata kepala
hanya serap tunggal warna
kamu melihat hitamku
aku melihat hitammu
kamu melihat putihku
aku melihat putihmu.
Bayangan putih menembus kanvas hitam
awan hitam berarak di tepi langit putih
hujan putih menyiram bumi hitam
payung-payung hitam berarak di atas tanah putih
Aksara putih ditoreh atas kertas hitam
angin hitam mengirimnya ke langit putih.
Kita pun sering menyekat diri dalam diam
kamu merasa putih dan aku hitam
tapi aku merasa putih dan kamu hitam.
Cermin pun palingkan wajah dari kita
tubuhnya remuk berkeping
mengiris nadi di pergelangan kita
mengucurkan darah putih
ke atas lantai hitam
Amal dan dosa
serta jejak-jejak kita
membangun peradaban yang hitam putih hitam
terang dan kelam.
Mengapa tak jeda sejenak saja
lalu lihatlah mata anak-anak kita
saat memandang dunia
ada pelangi di mata mereka.
---
kota daeng, 27 Maret 2017