Pos ronda depan rumah pak RT akhir-akhir ini jadi semacam pusat keramaian warga. Awalnya pos ronda itu dibangun secara gotong royong oleh warga untuk sarana kantibmas. Tapi belakangan ini fungsinya bergeser, terutama sejak pak RT yang dermawan itu membeli satu unit TV LCD 21 inch untuk dipajang di dalam pos. Akhirnya tempat itu bukan saja jadi pos warga yang bergiliran menjaga kemanan lingkungan, tapi juga jadi ngumpul untuk nonton bareng acara sepakbola atau acara idol-idolan.
Tapi entah mengapa malam jumat ini, keadaan lebih sepi. Mungkin akibat cuaca lagi dingin, sehingga warga malas keluar rumah. Atau memang karena kebetulan lagi malam Jumat, yang bagi sebagian orang adalah malam yang paling angker dari malam-malam yang lain. Sekali lagi, entahlah.
Yang terlihat nongkrong di pos hanya si Cungkring dan Upik, dua pemuda gagah perkasa yang kebetulan malam ini dapat tugas jaga. Keduanya sedang asyik menonton film India. Pada saat jeda iklan, mendadak seorang gadis manis melintas di depan pos.
Cungkring mencolek pundak Upik.
“Kayaknya lagi cari alamat tuh,” gumam Cungkring. Upik mengiyakan
Mereka pun menegur gadis itu.
“Cari siapa, Mbak?”
Gadis itu terlihat sedikit terkejut. Tapi tetap menyahut sopan,
“Mau cari pak RT, Mas.”
“Oh, kebetulan di depan itu memang rumahnya pak RT. Em, maaf mbak. Dari siapa dan ada perlu apa ya?” tanya Upik.
“Mm, nama saya Santi, mas. Mau lapor ke pak RT…”