Malam menyiram metropolitan dengan bulir-bulir hujan
air membungkus trotoar dan jalan-jalan
kendaraan melangkah pelan
neon box menggigil kedinginan.
Tapi di sana di ujung persimpangan
udara sedang terbakar kepanasan
Lampu lalu-lintas berpendar enggan.
Mobil-mobil dan motor-motor pun terpaku
pertemuan arus lalu-lintas bergeming kaku
.
Klakson bersahutan
seperti burung hutan yang heboh matahari datang
asap karbonmonoksida bak dupa membumbung ke awan.
.
Tak puas berbalas klakson
umpat dan kebencian pun dikeluarkan
Satu skuter matic terjatuh
dua ibu meringis,
tiga pemuda bersitegang karena dinding mobil lecet
gerobak penjual siomay menyeberangi pertemuan arus
seperti peragawati.
Sementara itu volume kendaraan
bertambah seiring hujan yang menderas.
Benarkah kita manusia mengaku makhluk paling berbudi?
Jika iya
mengapa benda mati lebih mampu mengatur diri kita
daripada kita sendiri.
---
kota daeng, 8 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H