Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Mimpi dan Cermin Waktu

Diperbarui: 18 Oktober 2016   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari www.theodysseyonline.com

Jika waktu pergi tanpa ucapkan perpisahan, dia akan kembali dengan cara yang sama. Saat itu penyesalan telah jadi kebodohan jenaka yang dirindukan. Kamu pun jadi sedikit lebih tinggi dibanding tembok yang dibangun penyesalan itu.

Medali-medali telah disiapkan, tetapi kepada siapakah nanti lagu kemenangan dinyanyikan jika kamu menolak ikut serta. Memang setiap kali tersadar kamu semakin paham, sebagian besar kemenangan masih menjadi mimpi-mimpi. Tetapi sesekali kamu harus menoleh ke belakang untuk melihat anak tangga yang sedang kamu tapaki sebenarnya tersusun dari mimpi-mimpi yang jadi kenyataan.

Tak usah tangisi waktu. Jika dia pergi tanpa ucapkan perpisahan, dia akan kembali menemukanmu dengan cara yang sama. Saat itu cangkir telah jadi setengah penuh, bukan lagi setengah kosong. Lagu kemenangan akan dituliskan di atas prasasti. Anak tangga, medali kemenangan dan tembok-tembok yang membatasi dirimu dengan pragmatisme semakin tegas mengontras di dalam dirimu. Bahkan mungkin sekat antara mimpi dan pencapaian jadi lebih tipis dari baris-baris doa.

Kamu hanya harus menatap cermin waktu dan menatap masa depan untuk melihat kegemilangan esok hari adalah refleksi dari ikhtiar hari ini.

---

kota daeng, 18 oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline