Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

[Basalto Terakhir] Kepergian Sang Guru

Diperbarui: 3 Mei 2016   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari vienna-wv.com

Cerita sebelumnya: [Basalto Terakhir] Percakapan Terakhir

-------

Walaupun percakapan antara guru dan murid itu sepertinya ditelan langit Gopalagos yang perlahan mendung menunggu hujan, sejarah tengah mencatatkan awal sebuah kisah kelam. Kisah ini akan menjadi buah bibir turun temurun sebagai kisah paling getir dalam sejarah kaum sihir. Ini hanya masalah waktu saja.

Ya, waktu. Kita tidak bisa menahan kemutlakannya yang menguasai setiap helai rambut kita, sama seperti kita tidak bisa menahan perjalanan usia Guru Shandong yang semakin tua, juga ambisi Basalto yang semakin menggebu-gebu.

Sampai pada akhirnya angin begitu saja menerbangkannya, merayapi puncak gunung Eisatar, menyapu semua kenangan dan harapan.

Lalu kisah kita mengalir bersama daun-daun pepohonan setengah kering yang ditiupkan awan-awan ke sebelah selatan istana Ametys.

Berhektar-hektar padi dan beberapa jenis buah tropis tumbuh subur di tempat itu. Nama kerajaan Ametys memang terkenal di seluruh penjuru Gopalagos, baik oleh kaum sihir maupun non-sihir sebagai kerajaan yang pertaniannya paling maju.

Bahkan istana raja Ametys pun dirancang supaya berinkulturasi dengan alam di sekitarnya. Istana yang dibangun kaum sihir di timur Gopalagos ini dibuat memanjang dari utara ke selatan dengan rangkaian tiga bangunan megah beratap terbuka.

Pada bagian atas bangunan, dibuat taman-taman berisi aneka pohon buah. Sementara pada bangunan di tengah, taman itu dibuat melingkar, mengelilingi bangunan puncak menara  istana. Dari atas, terlihat seperti rangkaian zamrud yang mengelilingi menara istana. Entah butuh waktu berapa lama untuk memadukan pepohonan dan bebatuan seperti itu.

Setiap fajar tiba, Ametys selalu menyempatkan diri untuk menghirup oksigen sebanyak mungkin di antara taman-taman itu sambil melemparkan pandangan ke ufuk timur. Sekitar satu kilometer ke arah timur, wilayah kerajaan sudah berbatasan dengan pesisir pantai, menyisakan laut lepas sejauh mata memandang. Jadi pemandangan matahari terbit dari arah laut memang terlalu sayang untuk dilewatkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline