Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Aku dan Kegelapan

Diperbarui: 10 Maret 2016   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Ilustrasi gambar dari: en.paperblog.com"][/caption]Aku sudah bersahabat dengan kegelapan. Bayangkanlah kegelapan paling gelap yang sanggup kamu bayangkan! Kegelapan yang sanggup menyesakkan paru-parumu dan membutakan penglihatanmu. Percayalah, aku pernah mengalami kegelapan yang jauh lebih menyakitkan. Hari-hari ini, aku bahkan merasa mungkin akulah kegelapan itu dan kegelapan itulah aku, sebelum cercah cahaya mengusik kestatisanku.

Aku sedang berbicara padamu melalui hatimu. Suaraku tidak dapat kamu dengar dengan telingamu, seperti halnya kamu tidak dapat mendengar suara kematian yang datang dari bawah lantai pijakanmu. Tetapi kamu dapat mendengarkannya dengan jelas, saat hati sedang menguasai logikamu.

Hati menguasai logika. Ah, aku suka romantisme picisan ini. Seorang gadis manis dengan rambut berwarna tembaga pernah menguasai hatiku. Dengan demikian dia menguasai logikaku. Gadis itu terbang bersamaku, dan kami terhempas di beberapa pesisir pantai dunia yang paling indah. Kami melewatkan puluhan malam dengan candlelight dinner dan segala keromantisannya. Kamu tahu, aku seorang pebisnis besar, dan aku tidak pernah menghabiskan uang sebanyak itu dalam hidupku, kecuali bersama gadis itu.

Kami mengukuhkan janji sehidup semati di depan altar dan keluarga yang tidak sepenuhnya mendukung keputusanku. Beberapa dari mereka mencibir, yang lainnya menangisi pilihanku. Dan sedihnya, mereka ternyata benar. Mereka benar tentang gadis itu. Dia hanya menginginkan hartaku, kawan. Aku sedih. Bahkan kegelapan pun tidak pernah benar-benar bisa membantuku menelan kesedihan itu.

 Cinta, kalau kau menyebutkan seperti itu, adalah omong kosong paling keji yang pernah terjadi dalam hidupmu. Jangan menuduhku, kawan. Premis ini adalah hasil kontemplasi maha panjang. Aku yakin, kamu belum pernah melakukan kontemplasi semacam itu.

Dentuman demi dentuman terdengar. Kini mereka datang mengganggu kontemplasiku. Aku tahu mereka mencoba mengenyahkan kegelapan yang telah bertahun-tahun menjadi sahabatku. Ketika cercah cahaya itu semakin mengusikku, aku pun mencoba untuk terbangun. Aku hampir lupa bagaimana persisnya cara membuka pelupuk mata. Mereka menatapku dengan tatapan tidak bersahabat. Ah, bukan sepertinya. Mereka menatapku dengan tatapan tidak percaya.

“Dia benar-benar ada disini…,” tutur seorang polisi berperut buncit.

Aku berhasil terbangun. Tapi anehnya mereka tetap saja menatap ke lantai, ke arah sisa-sisa tubuhku yang tengah terbujur kaku.

 ****** 

Surat kabar-surat kabar dan portal berita online keesokan harinya serempak memuat berita mengenai ditemukannya kembali jenazah bangsawan Tuan Anderson di gudang bawah tanah sebuah rumah. Ini berita yang mengejutkan, karena tujuh tahun lalu Tuan Anderson dinyatakan hilang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline