Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

[HUT RTC] Ketika Cinta Memanggilmu

Diperbarui: 4 Maret 2016   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi gambar dari: www.90gens.com"][/caption]

[Minggu pertama: terinspirasi puisi]

 

Aku menatap sedih undangan biru langit di atas meja. Dalam senyummu, aku melihat kesedihan yang sama. Mungkin sedang merindu, mungkin juga sedang menyesali waktu.

“Pernikahan ini sebuah transaksi yang keji, Lex,” katamu di ujung sebuah sore. “Orang tuaku akan terbebas dari utang tujuh turunan dengan pernikahan ini.”

Di antara uap kopi yang tidak pernah sama lagi, memoriku menjejak getir pada kisah-kisah kita.

Ingatkah kamu pada pohon cinta kita? Masih ingatkah kamu pada jembatan cinta kita? Pada lagu cinta kita? Pada petang-petang cinta kita?

Ah, mungkin kamu terlalu sibuk untuk mengingat semua itu kini. Dua hari lagi kamu akan menempuh “bahagia” dengannya. Bukan denganku, lelaki yang hanya bisa menjanjikan banyak cinta dan sedikit masa depan.

“Aku selalu mencintaimu, Reni. Kamu tahu itu,” sahutku, menamatkan kisah-kisah kita dengan nelangsa.

------

Braakk…!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline