Rudi hampir terpaku di tengah antrian penumpang. Penyebabnya, cewek manis berlesung pipi, petugas check-in di ujung antrian. Jabatan Rudi di perusahaan membuatnya sering-sering keluar kota dan ini akan jadi pertemuan ketiga mereka. Pertemuan pertama meninggalkan kesan mendalam buat Rudi. Mata lentik yang hangat, senyuman manis, siapa yg bisa melupakannya?
Pertemuan kedua terjadi minggu lalu. Rudi langsung yakin, setelah menanti sekian lama, inilah jodoh yang digariskan Tuhan. Sayang sekali waktu itu alih-alih berkenalan, Rudi malah membiarkan cewek itu mengakhiri perjumpaan mereka dengan basa-basi khas petugas pasasi.
Tapi kali ini aku tidak boleh gagal, batin Rudi. Degup jantungnya meningkat saat telah berada di depan counter.
Setelah meminta tiket dan KTP Rudi dengan senyuman khasnya, cewek itu pun mengecek data di layar komputernya. Rudi mengumpulkan keberaniannya,
"Mbak, kayaknya kita sering ketemu. Boleh tahu namanya..."
"Lena, pak," sahut cewek itu.
"Boleh...sa,”
" Maaf ya pak," potong Lena masih dengan senyum yang sama. "Saya sudah menikah, punya satu anak berumur satu tahun..."
Rudi jadi speechless.
"Adalagi yang bisa saya bantu, pak?"
Rudi menggeleng.