Senior melotot , seolah menembus pandang, mencari jantung-jantung berdegup kencang.
kaki menendang, pantat empuk yunior meradang
siapa yang senang?
.
Senior bak kompeni petugas penjara, merasa jadi monopolis kapitalisasi atas tiap hela nafas Yunior
Pasang badan seperti mandor
lalu Yunior jadi budak belian, mandi matahari dan ampas telor
.
Senior membentak, teriakkan amarah terselip serapah
sesekali menuding dan menyumpah, tak ubahnya menginjak sampah
Yunior tenggelam disesak gelisah.